Wednesday, August 7, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 29

Sebenarnya artikel ini dipersiapkan sebagai pengantar sahur hari ke30 namun tampaknya puasa Ramadhan akan berakhir hari ini sehingga artikel Saur Yuuuuuk ke 30 dimajukan hari ini sekaligus sebagai artikel pamungkas yang berisi ajakan untuk bersedekah karena bermurah hati indah.-
Pada prinsipnya semua agama menganjurkan kita untuk bermurah hati.
Tetapi tidak semua agama mengatur secara terperinci besarnya nilai yang harus disedekahkan. Dalam agama Islam dianjurkan untuk bermurah hati, dan memberlakukan 3 jenis zakat sebagai manifestasi anjuran tersebut. Ketiga zakat tersebut adalah zakat harta (setahun sekali sebesar 2,5% dari jumlah harta), zakat penghasilan, perkebunan dan perniagaan dan lain-lain (sebesar 2,5% dari penghasilan per bulan) dan zakat fitrah (2,5 kg beras per jiwa setiap tahun).
Bersikap Murah Hati Itu Indah
Sedangkan dalam agama Kristen dan Katolik juga menganjurkan untuk bermurah hati. Bahkan kedua agama tersebut memberlakukan aturan kepada pemeluknya untuk mensedekahkan setidaknya 10% dari penghasilan maupun harta setiap bulannya. Sementara dalam agama Budha menganjurkan untuk mensisihkan 25 % dari penghasilannya untuk kebutuhan iuran dan derma.
Mari kita berandai-andai, jika seluruh penduduk Indonesia yang terdiri dari masyarakat beragama semuanya murah hati dan sadar akan kewajiban untuk memberikan sebagian kecil saja dari hartanya, maka akan terjadi perubahan yang ajaib dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam waktu yang sangat singkat. Walau hanya sebagian kecil saja yang disumbangkan tetapi kompak dijalankan oleh seluruh masyarakat yang mampu, mungkin tidak akan ada warga yang harus menderita karena kemiskinannya.
Mari kita hitung dana yang terkumpul bila kita semua, khususnya umat yang beragama, menyumbangkan sedikit saja dari harta sesuai dengan anjuran agama. Berdasarkan data dari BPS (Biro Pusat Statistik), dari sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 tercatat jumlah penduduk Indonesia seluruhnya adalah 206.264.595 jiwa. Jika diperkirakan jumlah penduduk yang tergolong mampu hanya 20% dari total penduduk pada tahun 2000, berarti jumlah penduduk yang mampu sekitar 41.252.919 jiwa. Seandainya setiap jiwa yang mampu tersebut bermurah hati dan sadar akan kewajibannya lalu menyumbangkan seribu rupiah saja setiap bulan, maka akan terkumpul dana 41.252.919 jiwa X Rp. 1.000,- = 41,253 milyar setiap bulan dari seluruh penduduk yang mampu di Indonesia.
Itu merupakan hitungan dana berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2000. Padahal tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 1,49% per tahun. Berarti jumlah dana tersebut pada tahun ini bisa lebih dari 41,253 milyar jika penduduk yang mampu hanya menyumbangkan seribu rupiah saja per jiwa.
Dana sebesar itu sangat besar nilainya untuk membantu kesulitan atau menumbuhkan perekonomian masyarakat dari satu wilayah ke wilayah yang lain di seluruh pelosok negri ini. Dana sebesar itu mungkin dapat digunakan untuk menciptakan suatu lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja. Bukankah dengan cara demikian kondisi perekonomian masyarakat miskin dapat diperbaiki? Mungkin dengan sedikit kemurahan hati, kita tidak lagi mendengar ada masyarakat yang makan karak, menderita busung lapar, gizi buruk dan lain sebagainya.
Tetapi kenyataan berkata lain. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita di koran yang memuat tentang penderitaan sepasang warga yang miskin dan renta. Mereka tidak mempunyai penghasilan tetap. Penghasilan mereka hanya dari buruh ngasak (mencari padi dari sisa-sisa panen). Sungguh mengiris hati, mereka terpaksa makan karak (sisa nasi yang dikeringkan) untuk dapat melanjutkan kehidupan. Ironisnya, di tengah tekanan kenaikan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, mereka justru tidak mendapatkan dana kompensasi BBM seperti yang dijanjikan oleh pemerintah.
Apakah sepenggal kenyataan memilukan itu salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kesadaran untuk bersikap murah hati dalam hati kita? Atau mungkin faktor kesibukan atau faktor-faktor lain menyebabkan kita tidak dapat memberikan bantuan secara signifikan.
Supaya kita selalu ingat dan semakin bermurah hati sesuai dengan apa yang sudah dianjurkan oleh agama, serta mendapatkan manfaat dari kemurahan hati kita, seharusnya kita memahami beberapa prinsip berikut ini.
Prinsip yang pertama adalah mulailah dari diri sendiri. Jangan mengharapkan orang lain bermurah hati dulu terhadap kita, baru kita memulainya. Akan jauh lebih mulia jika kita berinisiatif menggugah kesadaran dari dalam diri sendiri untuk bermurah hati terlebih dulu.
Prinsip selanjutnya adalah menghapus anggapan bahwa harta kekayaan menjadikan kita aman, karena hal itu tidak akan pernah terjadi. Harta memang memudahkan kita mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan. Tetapi harta juga sangat mudah menguap atau hilang oleh sebab-sebab yang tidak terduga.
Prinsip ketiga bahwasanya akan selalu ada orang-orang atau organisasi yang mendapatkan manfaat dari kemurahan hati kita. Oleh sebab itu fokuslah untuk memberikan rasa bahagia, semangat dan kepada orang yang memerlukan. Selanjutnya, mereka akan menolong orang lain lagi.
Begitu seterusnya dan menjadi mata rantai kebaikan yang bergulir terus dan tidak pernah terputus.
Prinsip berikutnya adalah berapapun jumlah yang ingin kita dermakan itu sebenarnya bukan persoalan. Maka rencanakan siapa atau organisasi apa yang akan menerima kemurahan hati kita. Berapapun jumlahnya, yang terpenting adalah kita memberinya dengan penuh keikhlasan dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Kemurahan hati yang terencana dan masuk dalam program bulanan kita akan mendisiplinkan sikap untuk membahagiakan orang-orang yang kurang beruntung itu.
Prinsip kelima adalah tidak memaksakan diri untuk memberi lebih dari yang kita sanggupi. “Carilah apa yang bisa kau dapatkan, sumbanglah apa yang bisa kau berikan, tabunglah sebisamu – Earn all you can, give all you can, save all you can,” kata John Wesley menganjurkan. Betapapun kita ingin bermurah hati, tetapi kita juga harus menyesuaikan diri dengan kondisi. Jangan sampai kemurahan hati kita menyebabkan kita sendiri mengalami kebangkrutan. Karena sebenarnya sekecil apapun kemurahan hati kita maka akan memberikan kebaikan.
Prinsip keenam merupakan rahasia inti dari kemurahan hati kita adalah tidak mengekspos kedermawanan yang sudah kita berikan. Jangan pula membanggakan kedermawanan atau berharap apapun dari apa yang sudah kita berikan, karena jika hal itu terjadi bukanlah kemurahan hati namanya melainkan manipulasi. Ketulusan dari kemurahan hati kita pasti memberikan imbalan yang positif dengan cara yang tidak kita sangka-sangka.
Meskipun itu hanya 1% atau 2,5% dari seluruh harta kita pasti akan sangat berpengaruh positif terhadap Anda dan orang lain. Kedermawanan kita akan menciptakan harapan yang besar dan memotivasi orang lain. Relakan sebagian kecil dari milik kita untuk menciptakan perubahan bagi kehidupan orang lain. Sebenarnya pada saat kita bermurah hati berarti kita sedang membukan jalan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari yang pernah kita berikan. Bersegeralah bersikap murah hati, dan rasakan sendiri bahwa kemurahan hati kita itu terlihat begitu indah.
Sumber: Bersikap Murah Hati Itu Indah oleh Andrew Ho adalah seorang motivator, penulis buku best seller dan seorang pengusaha
Saur Yuuuuuk,
Doa hari – 29
Yaa Allah! Liputilah aku dengan rahmat dan berikanlah kepadaku Taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dan noda-noda fitnah wahai pengasih terhadap hamba-hambaNYA yang Mu'min.
Aamiin.
Pada kesempatan yang berbahagia, sebelum mengakhiri puasa Ramadhan, ijinkan aku menyampaikan mohon maaf atas berbagai kekurangan dan kekeliruan sekiranya ada pernyataan atau ungkapan yang menjadikannya kurang berkenan selama menerbitkan artikel pengantar makan sahur sebulan penuh.
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434H
Mohon maaf lahir dan bathin.
Salam,
NV




Tuesday, August 6, 2013

Saur Yuuuuk DAY 28


Alkisah, di sebuah desa di pinggiran hutan, ada tiga anak muda yang pekerjaan sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan. Potongan kayu-kayu kecil yang ada di hutan itu dikumpulkan untuk dijual ke desa lain. Hasilnya digunakan untuk membeli kebutuhan hidup mereka dan keluarganya.

Suatu hari ketika sedang mencari kayu bakar, ketiganya menemukan sebuah kotaknya yang aneh. Ketika dibuka, mereka sangat terkejut! Rupanya di dalam kotak itu terdapat begitu banyak perhiasan yang terbuat dari emas. Lalu mereka bertiga berembuk dan keputusannya adalah perhiasan yang mereka temukan itu akan dibagi tiga sama rata.

Namun sebelum perhiasan itu dibagi, ketiga pemuda itu sepakat untuk makan siang terlebih dahulu. Lalu pemuda yang usianya paling muda diminta mengambil sebatang emas dan pergi ke desa terdekat untuk membeli makanan yang paling enak.

Ketika dia pergi meninggalkan teman-temannya, kedua temannya menyusun rencana untuk membunuhnya agar perhiasan itu bisa dibagi untuk berdua saja; dengan begitu masing-masing akan mendapatkan bagian lebih banyak.

Sewaktu pemuda yang berangkat pergi untuk membeli makanan, tiba-tiba dia juga terpikir suatu pikiran negatif! Dia berpikir "Jika makanan yang saya beli ini diberi racun, kedua temanku pasti akan meninggal setelah memakannya. Dengan demikian perhiasan itu akan menjadi milikku sepenuhnya!" Maka setelah membeli makanan, dia lalu mampir ke sebuah kedai yang menjual racun serangga dan diam-diam menaburkannya pada makanan yang baru dibelinya itu. Kemudian, dia bergegas kembali ke hutan.

Ketika sampai di tempat perhiasan itu ditemukan, tanpa disangkanya, kedua temannya ini langsung melampiaskan niatnya untuk membunuh, dan pemuda malang itu pun meninggal. Jenazahnya kemudian disingkirkan, dibuang di sebuah semak-semak yang lain. Puas karena niatnya terlaksana, serta merasa sangat lapar, kedua pemuda itu sepakat untuk menikmati makanan yang tadi dibeli oleh temannya.

Dengan rakus, mereka malahapnya sampai habis dan akhirnya meninggal karena keracunan.

Singkat kata, ketiga pemuda ini tewas karena pikiran negatif yang mereka pikirkan.

Pembaca yang budiman, jika kita berpikiran negatif pada seseorang, tentu ada orang lain yang juga akan berpikiran negatif pada diri kita. Inilah hukum timbal-balik; memang tidak kelihatan, tetapi bisa terjadi kapan saja.

Pikiran negatif yang dikembangkan tidaklah membawa kebaikan pada diri kita; sebaliknya justru akan membawa kehancuran bagi diri sendiri. Olah karena itu, berpikirlah positif terhadap orang lain agar ada orang lain yang berpikiran positif terhadap diri kita. Jangan mudah untuk menuduh, menghakimi dan menilai seseorang sebelum kita mengetahui lebih dekat. Lebih baik kembangkan pikiran netral yaitu amati dahulu, dengarkan dan kemudian baru memberikan penilaian.
Ini lebih tepat………

(Penulis: Soegianto Hartono, Kamis 28-Juli-2011)

Saur Yuuuuuk,

Doa hari – 28

Yaa Allah! Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.

Salam,
NV

Monday, August 5, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 27


“If the doors of perception were cleansed, everything would appear as it is – infinite. – Jika pintu persepsi dibersihkan, segala hal akan nampak sebagaimana adanya – sangat luar biasa.” William Blake

Sebelum memulai membahas artikel ini saya akan menceritakan sebuah peristiwa yang dialami sepasang suami istri. Pasangan tersebut baru pindah ke sebuah kontrakan baru di kampung padat penduduk. Setiap pagi di depan rumah mereka banyak orang sibuk mencuci dan menjemur pakaian.

Pada hari pertama, sang istri berkomentar, “Aneh ya, kenapa orang-orang kalau mencuci pakaian sama sekali tidak bersih. Kotorannya masih tebal begitu”

Seminggu berlalu, dan sang istri selalu berkomentar bahwa cucian warga yang dijemur di depan kontrakan mereka itu masih sangat kotor. Selama seminggu sang suami hanya diam saja mendengar komentar-komentar istrinya. Lalu pada hari kedelapan, si istri memberikan komentar lagi seperti biasa.

“Nah, itu baru bersih. Pak, lihat cucian mereka sekarang menjadi bersih sekali. Tapi kenapa kemarin-kemarin cucian mereka begitu kotor ya?” gumam si istri.

“Tadi pagi saya bangun pagi-pagi sekali. Saya bersihkan semua kaca jendela rumah kita sampai betul-betul bersih,” jawab suaminya seraya pergi meninggalkan si istri yang masih terperangah.

Kehidupan ini berkaitan erat dengan persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku individu masing-masing. Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi itu akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan kita selanjutnya.

Realitas kehidupan ini terbentuk oleh persepsi kita atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Apa yang Anda yakini, itulah yang Anda terima. Tetapi seandainya kita mampu mengubahnya (persepsi) menjadi positif, maka segala sesuatu dalam kehidupan ini akan nampak lebih menyenangkan.

Dr. Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at things, the things you look at change. – Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah.”

Inilah beberapa hal pokok untuk menghancurkan persepsi negatif dan menciptakan kehidupan yang seharusnya Anda nikmati.

Pertama adalah selalu berusaha membiasakan diri fokus pada nilai-nilai positif, maka persepsi kita menjadi lebih positif. Contoh ketika kita fokus pada kekurangan seseorang, maka kita akan terus mencari kekurangannya. Tetapi jika kita fokus pada kebaikan seseorang, maka kita akan terus berusaha mencari kebaikan di dalam dirinya dan semakin tertarik pada orang tersebut, bahkan terinspirasi olehnya.

Mungkin sama seperti awal orang sedang dalam masa pacaran, pasti masing-masing memandang pasangan serasa tak memiliki kekurangan karena yang terlihat kelebihannya saja. Hari-hari senantiasa romantis, sebab dalam hubungan itu masing-masing hanya fokus pada sifat-sifat yang positif dan menarik. Semakin ia fokus pada kualitas positif, maka ia pun melihat pasangan semakin menakjubkan sehingga makin jatuh cinta. Begitupun sebaliknya.

Cara lain untuk menjaga persepsi Anda tetap positif adalah dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Saya sangat sependapat dengan Henry Ford yang pernah mengatakan, “If you think you can or if you think you can’t either way you’re always right – Jika Anda berpikir Anda bisa atau jika Anda berpikir tidak bisa, itu pasti terjadi.” Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.

Berpikir terbuka dan bersedia belajar tentang banyak hal merupakan salah satu upaya untuk menjernihkan persepsi. Kehidupan ini sangat lengkap artinya terdiri dari beragam situasi, sebab, macam, dan lain sebagainya. Tidak mungkin seseorang menguasai semua ilmu atau menyelami pikiran banyak orang di dunia. Jadi sebaiknya jangan terburu-buru menciptakan kesimpulan, melainkan mencari pelajaran positif yang dapat dipetik sebagai bekal untuk berpikir dan bertindak lebih bijaksana.

Jika saya perhatikan, orang-orang yang hidupnya cukup sukses di dunia ini senantiasa menjaga persepsi mereka tetap positif. Sehingga sikap dan tindakan mereka juga positif, contohnya tekun berusaha, rendah hati, disiplin, cermat atau berhati-hati dalam segala hal dan lain sebagainya. Disamping itu, mereka mampu melakukan tanggung jawab dengan baik dan menghasilkan karya luar biasa.

Persepsi seumpama `kaca jendela’ untuk melihat segala sesuatu nampak baik atau buruk. Ketika Anda mampu menjadikan persepsi selalu positif, maka Anda juga mempunyai kekuatan untuk melihat segala hal dengan lebih jernih, penuh optimisme, semangat, kasih sayang dan cinta, dan lain sebagainya, sehingga membantu Anda selalu bersikap positif dan tidak menyerah pada keadaan sesulit apapun untuk meraih sukses dan kebahagiaan.

Oleh sebab itu, jika Anda ingin mencapai hasil akhir yang menyenangkan, maka jangan pernah membiarkan `kaca jendela’ Anda kotor.

* Sumber: Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator dan penulis buku-buku best seller.

Saur Yuuuuuk,

Doa hari – 27

Yaa Allah! Rizkikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr, dan ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan kesalahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yang sholeh.

Salam,
NV

Sunday, August 4, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 26


Mungkin Anda pernah melihat suatu jenis penutup telinga yang disebut `earmuff’. Basanya, jenis penutup telinga ini banyak dipakai di saat-saat musim salju dengan bahan yang empuk sehingga menutup telinga jadi nyaman. Nah, bagaimanakah earmuff pertama ditemukan? Earmuff, pertama kali ditemukan oleh seorang anak berusia 13 tahun bernama Chester Greenwood di bulan Desember yang dingin di tahun 1873.Saat itu, Chester yang hobi ice-skating di luar, merasa bahwa kupingnya kedinginan. Maka, untuk membuatnya bisa bertahan, ia meminta bantuan neneknya yang kemudian menggunakan kawat dengan diberi kapas penutup di kedua ujungnya untuk melindunginya telinganya. Awalnya ia ketawain habis-habisan oleh teman-temannya. Tapi, saat teman-temannya mulai melihat dia justru bisa bertahan ice-skating lebih lama di luar, mulailah teman-temannya memintanya untuk membuatkan buatnya. Di usia yang ke-17, Chester mematenkan penemuannya dan hingga 60 tahun kemudian, perjalanan hidupnya Chester Greenwood adalah membuat earmuff.

Atau, Anda mungkin masih ingat dengan berbagai iklan tentang plester untuk luka. Masih ingat kan dengan iklan tentang anak yang bersepeda, terjatuh dan terluka. Lantas, oleh orangtuanya diberikan plester penutup lukanya. Nah, bagaimanakah penemuan plester luka ini terjadi? Ternyata, plester luka itu pertama kali diinpirasikan oleh seorang koki wanita yang tidak berpengalaman bernama Earl Dickson. Karena kurang trampil, ia seringkali memotong jarinya sendiri saat potong sayur. Akhirnya, oleh suaminya Dickson, yang saat itu bekerja di Johnson and Johnson, ia membuatkan semacam penempel yang dikasih pembalut yang akan segera bisa dipakai saat istrinya terluka. Ternyata, upaya menolong istrinya ini menjadi cikal bakal penemuan plester luka yang luar biasa.

Begitupun, seorang pembuat permen coklat bernama Clarence Crane, selalu menemukan bahwa coklatnya selalu lumer di saat-saat hari yang panas. Pernah suatu kali, saat sedang mengirim coklatnya, semua coklatnya lumer di alat angkutan sehingga pelanggannya marah-marah. Hal paling buruk terjadi di tahun 1913, ketika para pelanggannya menghentikan pesanan permen coklatnya sampai masalah lumernya coklat bisa teratasi. Akhirnya, untuk mengatasi masalah ini, Clarence mulai memeras otak memikirkan apa yang harus diperbuat untuk menyelamatkan bisnisnya. Akhirnya, Clarence mulai bereksperimen dengan permen yang bisa dibuat lebih keras. Masalahpun muncul, karena yang tersedia saat itu adalah mesin-mesin pembuat obat-obatan. Akhirnya, dengan cerdik, Clarence membuatkan permen yang lebih keras, yang kecil tetapi plus lubang putih ditengahnya (akibat cetakan mesin obatnya). Akhirnya, inilah cikal bakal permen terkenal ya luar negeri, permen ini disebut sebagai life savers.
Peristiwa Sehari-hari Menjadi Inspirasi

Pembaca, berbagai contoh penemuan di atas adalah kisah penemuan yang berawal dari pengalaman sehari-hari. Berbeda dengan para ahli dan penemu yang berkutat di laboratotium atau lokasi riset yang memang dikhususnya untuk mendesain penemuan, rata-rata mereka menemukannya dalam perisitiwa sehari-hari. Mereka justru mendapatkan idenya dari pengalaman, dari peristiwa serta masalah yang mereka hadapi sehari-hari. Tetapi, justru itulah yang menarik, oleh karena ditemukan dari kehidupan sehari-hari, alat-alat yang mereka temukan pun seperti earmuff, plester luka maupun permen life savers di atas, menjadi barang yang praktis dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari serta praktis.

Termasuk diantaranya pula contoh penemuan praktis yang terkenal yakni penemuan penting yang berasal dari seorang pelukis gagal, yang kemudian menjadi seorang sekretaris. Semuanya, dimulai dari persoalan yang sepele. Setiap kali salah mengetik, ia selalu merasa kesulitan. Akhirnya, mulailah ia menggunakan kemampuan mengecatnya untuk menutup kesalahan pengetikan di mesin tiknya. Tidak disangka-sangka bahwa idenya ini kemudian menjadi inspirasi untuk membuat cairan pemutih yang banyak dipakai untuk mengkoreksi tulisan. Dialah Bette Graham. Dan di tahun 1980, perusahaan pembuat cairan putih untuk koreksi kesalahan itu akhirnya terjual lebih dari 47 juta dollar. Sebuah angka yang fantastis, untuk sebuah penemuan yang begitu kebetulan.

Melatih Mata Inspirasi Kita
Masalahnya, dengan mencermati pengalaman para penemu `kebetulan’ di atas, bisakah kita pun memiliki pengalaman seperti itu. Menurut Thomas Alva Edison, yang seumur hidupnya pernah mematenkan lebih dari 1.093 jenis paten, ia mengatakan bahwa pada dasarnya hampir setiap orang punya kesempatan untuk sukses sepertinya. Salah satu problemnya, adalah bagaimana seseorang cara memandang melihat peristiwa sehari-hari dan menganalisa pengalamannya.

Kebanyakan dari kita saat melihat permasalahan dan problem yang kita hadapi, biasanya adalah mengeluh, menyalahkan ataupun mengkritik. Akibatnya, yang seringkali terjadi, masalah-masalah dari kehidupan kita, justru melemahkan dan tidak menginspirasi. Kita pun lebih banyak menyalahkan situasi dan melihat persoalan sebagai sebuah kemalangan, bukan sebagai keberuntungan. Saat kita melihat itu sebagai ketidak beruntungan, maka diri kita pun merasa tidak berdaya dengan masalah yang kita hadapi (helpless). Dan lebih parahnya lagi, diri kita pun bahkan jadinya tidak tertarik sama sekali untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi (effortless). Akhirnya, peristiwa ataupun masalah yang kita hadapi pun menjadi sesuatu yang tidak memberdayakan, malah cenderung mencelakakan.
Tidak Menyerah Dulu Pelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari beberapa penemuan di atas adalah ketidakinginan mereka untuk menyerah dengan situasi. Andaikata nenek Chester Greenwood menasihatinya untuk mengurangi niatnya lebih lama ber-ice skating, sementara Dickson menasihati istrinya untuk berhenti jadi koki, mungkin berebagai penemuan-penemuan tersebut tidak akan pernah terjadi.

Belajar dari berbagai pengalaman tersebut, salah satu mental penting untuk memiliki mental penemu adalah melihat masalah, lantas dengan gigih berupaya memikirkan berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dan ternyata, dari berbagai alternatif yang dipilih tersebut, beberapa diantaranya berubah menjadi penemuan yang berharga. Dengan demikian, pengalaman penemuan ini memberikan kepada kita pembelajaran agar jangan berpikir untuk mengganti masalah tetapi gantilah solusinya. Berbagai problem dan masalah akan tetap terjadi dalam kehidupan kita, tetapi bagaimanakah kita berupaya mencari solusinya, itulah akhirnya akan berdampak munculnya alternatif solusi yang lebih baik. Bahkan beberapa diantaranya, tak jarang berujung pada penemuan-penemuan yang tak terduga.
Latar Belakang Beda Justru Berguna

Ternyata, banyak penemu yang berlatar belakang berbeda dengan apa yang ditemukannya. Sama seperti cairan putih pengkoreksi kesalahan yang ditemukan oleh seorang sekretaris berlatar belakang seniman. Begitu pun pisau lipat serbaguna yang ditemukan oleh seorang pemancing ataupun sistem telepon langsung yang justru ditemukan oleh seorang penjual peti mati! Berbagai kejadian ini memberi inspirasi bahwa semakin berbeda latar belakang seseorang maka semakin besar peluang untuk menemukan ide-ide kreatif untuk memecahkan sebuah masalah.
Masalah terbesar dengan orang-orang yang terjebak dan ruitinitas dan pekerjaannya sehari-hari dengan `nrimo’ dengan apa yang menjadi problem kesehariannya adalah ketumpulan mereka dalam berpikir. Saat ditanya bagaimana mereka akan memecahkan problemnya, mereka biasanya akan memberikan respon ”Memang udah begini masalahnya. Dan inilah yang harus kamu terima!”. Dan akibatnya merekapun tidak melihat adanya masalah yang harus dipecahkan. Bayangkanlah kejadiannya mirip seperti kejadian Bette Graham yang mungkin telah dinasihati berkali-kali, “Sebagai sekretaris kamu harus mengetik hati-hati, karena kalau salah maka kamu mesti mengulanginya lagi dari awal”. Bayangkanlah kalau Graham Bette kemudian menerima kondisi ini sebagai kenyataan yang harus diterima setiap sekretaris, maka dunia tidak akan pernah diuntungkan oleh penemuannya. Tetapi, justru karena latar belakangnya sebagai pelukis, memberikannya keuntungan. Akhirnya, kebiasaan mencampur catpun dipakainya sebagai sebuah ide untuk mengkoreksi tulisan yang salah.

Dengan demikian, semoga tulisan kali ini menginspirasi kita untuk belajar melihat peluang `penemuan’ baru dari kejadian yang kita alami sehari hari. Pertama, jangan lagi melihat masalah sebagai sesuatu yang celaka. Kedua, perbesar mata Anda untuk melihat alternatif dan ketiga, jutsru gunakan ilmu dan pengetahuan yang lain dalam melihat permasalahan yang Anda alami sekarang. Selamat menemukan hal-hal baru.
Sumber: Anthony Dio Martin, adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, ahli psikologi dan juga

Saur Yuuuuuk,
Doa hari – 26

Yaa Allah! Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dan semua yang mendengar.
Salam,
NV

Saturday, August 3, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 25


Menjadi yang pertama sering kali akan menghadapi berbagai macam ujian dan tantangan. Namun, dengan keyakinan kuat, apa yang membawa manfaat akan mendatangkan berkat.
Orang yang mengambil inisiatif untuk melakukan suatu hal, biasanya akan menjadi orang yang paling banyak mendapat hasil. Hal ini sesuai dengan “prinsip” be the first, yakni siapa yang pertama, ia yang paling banyak mendapat kesempatan. Namun tentu, sebagai orang pertama, ia juga yang biasanya paling banyak mendapat tentangan, keraguan, bahkan cacian. Sebab, sebagai yang paling berinisiatif kali pertama, dobrakan dalam melangkah sering kali dianggap melawan kebiasaan atau mainstream.

Tapi, di sinilah kunci bagi orang “pertama” yang memiliki kepercayaan terhadap apa yang diperjuangkan. Apa yang diyakini sebagai sebuah keniscayaan jika terus diperjuangkan, sering kali mampu melahirkan “sejarah” kehidupan. Meski, sering pula melahirkan banyak pengorbanan yang tak sedikit. 
Kisah berikut ini, barang kali bisa kita petik maknanya bagi kehidupan…

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah desa terapung di daerah Tiongkok Kuno. Rumah mereka berdiri di atas air. Mereka hidup damai, meski dengan lingkungan yang terbatas.
Dalam budaya mereka, ada sebuah kebiasaan unik untuk mencari jodoh. Yakni, bila telah menginjak dewasa, para pemuda dan gadis akan saling memanggil dari rumah ke rumah, yang berdiri di atas air tersebut. Jika mereka saling cocok, panggilan tersebut akan berbalas dan akhirnya antar kedua rumah akan dibangun sebuah jembatan cinta. Saat membangun jembatan itulah, keluarga si pemuda biasanya akan memberikan dukungan untuk membantu menyelesaikan jembatan.

Tradisi tersebut telah berjalan sekian lama, sehingga mereka berkembang menjadi satu buah desa besar yang masing-masing keluarga terdiri dari para tetangga yang saling mengenal satu sama lain.
Suatu kali, ada seorang pemuda yang mendengar sebuah bisikan lirih di kejauhan. Namun entah mengapa, ia meyakini, itu adalah panggilan dari takdir pasangan hidupnya. Ia pun mengutarakan kepada keluarganya, untuk membangun jembatan penghubung kepada suara gadis yang didengarnya tersebut.

Namun, karena dianggap terlalu jauh dan melawan tradisi, keinginan si pemuda untuk membangun jembatan tak didukung keluarganya. Tetapi, si pemuda berkeras. Ia merasa, itu adalah panggilan jodoh yang sudah ditunggu dalam hidupnya.
Karena tak mendapat dukungan keluarga, si pemuda akhirnya nekat membangun sendiri jembatan itu. Ia tak peduli omongan orang lain. Yang ia tahu, ia harus membangun dan merancang jembatan yang baru kali pertama, akan keluar dari lingkup komunitas desa tersebut. Untuk itu, ia membangun jembatan dengan sangat kuat. Jika biasanya mereka hanya membangun jembatan dari bambu dan kayu, ia membangun fondasi hingga ke dasar air dengan beton. Meski konsekuensinya sangat berat dan melelahkan, si pemuda tetap bersemangat.

Segala macam keraguan selalu menghampiri si pemuda. Dari dianggap melawan tradisi, melakukan hal yang tak jelas, hingga melakukan sebuah kesia-siaan. Namun, si pemuda tetap pada tekadnya. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tak terasa delapan tahun ia membangun jembatan tersebut. Hingga, sebuah jembatan kokoh akhirnya benar-benar menghubungan dirinya dengan si gadis yang ternyata kemudian benar-benar menjadi pasangan hidupnya.
Suatu kali, sebuah bencana besar terjadi. Angin ribut dan hujan lebat memorak-porandakan desa tersebut. Karena sebagian besar bangunan dan jembatan yang ada sebelumnya hanya dari bambu dan kayu, semuanya tak mampu menahan bencana tersebut. Namun, berkat ada jembatan kokoh yang dibuat si pemuda sebelumnya, akhirnya semua penduduk desa berhasil terselamatkan ke desa si gadis. Akhirnya, mereka pun berterima kasih kepada si pemuda yang berhasil meyakini dan memperjuangkan apa yang menjadi panggilannya.

Dari kisah tersebut, kita melihat bagaimana si pemuda menjadi orang pertama yang berani “melawan” kebiasaan. Dan, ia pun berjuang sebagai “orang pertama” untuk mewujudkan apa yang diyakini. Dalam perjuangan tersebut, segala macam “ujian” berupa keraguan, kesulitan, halangan, dan tantangan, pasti terjadi. Begitu juga dengan siapa saja dari kita yang mencoba menjadi sang pionir atau menjadi yang pertama.
Namun kita harus yakin bahwa dalam setiap inovasi—sepanjang kita meyakini hal tersebut mendatangkan manfaat—harus ada kekuatan tekad untuk berjuang melawan batasan yang ada. Karena itu, jika punya ide, punya niatan baik, punya konsep, punya hal baik yang bisa dilakukan, segera wujudkan! Jangan takut pada omongan-omongan yang bernada meragukan, sebab sejatinya, kunci kekuatan sejati telah ada dalam diri.

Mari jadikan semangat sebagai sang perintis untuk mewujudkan hal terbaik bagi diri sendiri dan sekitar kita. Nikmati perjuangan yang kita lakukan, jadikan setiap langkah sebagai pembelajaran. Niscaya akan banyak “inovasi” yang akan membawa kita sebagai pemenang sejati kehidupan.
Salam sukses luar biasa
(Oleh Andrie Wongso, Jumat, 21 Juni 2013)

Saur Yuuuuuk,
Doa hari – 25

Yaa Allah! Jadikanlah aku orang-orang yang mencintai Auliya-MU dan memusuhi musuh-musuh MU. Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunnah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.
Salam,
NV

Friday, August 2, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 24


Lama setelah ia membuktikan dirinya sebagai salah satu pengusaha terkemuka di Amerika dan juga pengusaha baja termasyhur dalam sejarah, Andrew Carnegie mengemukakan pendapatnya tentang mental. "Kita semua hidup di negara terkaya dan paling bebas di dunia, di mana tidak ada orang yang dibatasi kecuali oleh sikap mentalnya dan keinginannya,” katanya.

Ia menjadi bukti dari pernyataannya itu. Carnegie lahir di Dunfermline, Fife, Skotlandia pada 25 November 1835. Keluarganya adalah keluarga sederhana yang tinggal di pondok para penenun yang khas. Satu rumah digunakan ramai-ramai bersama para tetangga. Ruang utama digunakan bersama dan sekaligus tempat tidur bersama pula.

Ketika ekonomi Inggris sulit, ayahnya, William Carnegie, memutuskan untuk pindah ke Allegheny, Pennsylvania, AS untuk memperbaiki hidup. Agar bisa mengangkut seluruh keluarganya William harus meminjam uang dari kerabat.

Sampai di Allegheny tahun 1948, ia terkejut karena ternyata wilayah itu merupakan daerah miskin. Ayahnya sendiri memulai hidup baru sebagai pemintal kapas dengan pendapatan yang minim. Baru penghasilannya sedikit membaik ketika menjadi tukang tenun sekaligus menyambi sebagai penjaja kain linen. Andrew kemudian ikut bekerja di sebuah pabrik tenun sebagai tukang gulung benang dengan gaji US$1,2 per minggu.

Uang itu tak banyak, tetapi Carnegie melihatnya cukup. Ia tak mengeluh. Yang dilakukannya adalah ia ingin menunjukkan bahwa dedikasinya tinggi pada pekerjaan. Ia juga menjadikan pekerjaan pertamanya sebagai tempat belajar.

Ternyata dengan sikap seperti itu, menarik seseorang untuk menawarkan pekerjaan baru sebagai tukang antar telegram di O’Reilly’s Telegraph Company, dengan gaji lebih dari dua kali lipat. Selain gaji US$2,5 seminggu ia juga mendapat karcis gratis untuk nonton pertunjukan di teater lokal. Namun yang membuatnya senang, sebagai pengantar telegram ia jadi punya kesempaan bertemu dengan banyak orang penting dan menjalin hubungan dengan mereka.

Selain itu, ketelatenannya menunggu telegram sampai-sampai ia bisa mengenali pesan telegram yang masuk hanya dari suaranya saja. Kemampuannya itu membuat Andrew dipromosikan menjadi operator hanya dalam waktu setahun sejak ia bekerja di situ. Konon hanya ada dua orang di Amerika saat itu yang bisa membaca telegram hanya dari suaranya.

Selain bekerja tekun, ia juga memiliki semangat belajar tinggi. Sadar bahwa sekolahnya rendah ia meminjam buku-buku dari perpustakaan milik Colonel James Anderson, seorang tokoh yang membuka perpustakaan pribadinya di malam hari bagi anak-anak yang bekerja. Lagi-lagi sikapnya ini dan kemampuannya membaca telegram menarik perhatian banyak orang. Thomas A. Scott seorang kepala stasiun Pennsylvania menawarinya pekerjaan baru sebagai asistennya. Gajinya berlipat-lipat menjadi US$35 sebulan, padahal saat itu ia baru berusia 18 tahun. Kesempatan itu tak ia sia-siakan.

Dari hasil pekerjaannya Andrew bisa menabung. Tahun 1955 ia bisa ikut menanam investasi di perusahaan kargo Adams Express sebesar US$500. Inilah awalnya ia memulai hidup sebagai pengusaha. Ia kemudian tumbuh menjadi industrialis baja terkenal di dunia dan menjadi orang terkaya di dunia.

Sisi lain yang menarik dari Andrew Carnegie adalah jiwa dermawannya. Ketika ia meninggal pada 11 Agustus 1919, ia telah memberikan sumbangan sebesar US$350 juta yang jika dihitung dengan kurs tahun 2010 berarti sebesar US$30 miliar (sekitar Rp 285 triliun).  “Orang yang tidak mampu memotivasi dirinya sendiri akan menjadi orang yang biasa-biasa saja, tidak peduli kendatipun ia memiliki bakat lain yang luar biasa,” katanya. Dan ia selalu mendapat motivasi dari dalam dirinya. Seperti itulah karakter Andrew Carnegie.

(Oleh Tim AndrieWongso, Selasa, 4 Juni 2013, Tulisan selengkapnya ada di Majalah Luar Biasa edisi Mei 2013)

Terlahir miskin tidak berarti harus miskin selamanya………
Saur Yuuuuuk,

Doa hari – 24
Yaa Allah! Aku memohon kepada-MU hal-hal yang mendatangkan keridloan-MU, dan aku berlindung dengan-MU dan hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindari kemaksiatan terhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta.

Salam,
NV

Thursday, August 1, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 23


Semua yang ada di dekat meja kerja Bojana Danilovic serba terbalik. Peta yang dipasang di dinding posisinya terbalik, menghadap ke bawah. Begitupun dengan keyboard komputer yang terletak di meja, kepalanya berada di dekat kursi. Monitor juga demikian.
Posisi itu memang sengaja disediakan untuk Bojana, perempuan Serbia berusia 28 tahun. Sementara untuk keperluan orang lain diletakkan normal. Di rumah pun demikian. Ada dua televisi di ruang keluarganya, satu diletakkan normal, satu dipasang terbalik, khusus untuk dirinya.

Bojana sejak lahir memang memiliki kelainan otak yang oleh para ahli disebut spatial orientation phenomenon. Kasus ini jarang terjadi. Kondisi itu menjadi perhatian para ilmuwan Amerika Serikat. Mereka kemudian meneliti apa sebenarnya yang terjadi padanya. Namun setelah penelitian dilakukan, para ahli menemukan bahwa otak Bojana sehat-sehat saja. Ia bahkan termasuk memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Bojana yang kini jadi ahli ekonomi ini hanya memiliki kelainan pada konfigurasi otaknya yang membuat interprestasi terhadap apa yang dilihatnya serba terbalik.
“Mungkin untuk orang lain hal ini menakjubkan. Tapi bagi saya itu biasa saja,” kata Bojana. Teman-temannya sudah mafhum jika melihat Bojana membaca koran atau majalah dengan posisi terbalik. Itulah satu-satunya cara Bojana membaca. Saat menulis pun ia melakukan hal yang sama, menulis dari bawah ke atas.
(Oleh Tim Andrie Wongso, Kamis, 27 Juni 2013)

Memang tiada yang sempurna dalam kehidupan ini, namun percayalah mengenai satu hal bahwa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sepertinya memberikan kita berbagai kekurangan karena hakekatnya sedang ingin menunjukkan kelebihan kita yang lain, hanya saja acapkali kita tak menyadarinya.

Saur Yuuuuuk,

Doa hari – 23

Yaa Allah! Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa.

Salam,
NV