Monday, April 22, 2013

Perjalanan ke Wina DAY 1 tanggal 13 April 2013


Perjalanan ke Wina DAY 1 tanggal 13 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list) 

Rupanya tak mudah juga mencari penerbangan langsung ke Wina, baik dari Singapore atau Kuala Lumpur, apalagi dari Jakarta. Perjalanan dari Jakarta ke Wina perlu ditempuh dengan transit melalui bandara-bandara besar di Eropa Barat, misalnya kota Amsterdam, Paris, Frankfurt atau London.

Aku lebih memilih melalui Amsterdam yang dilayani oleh Garuda Indonesia dan dilanjutkan dengan maskapai KLM Royal Dutch Airline ke Wina yang memakan waktu sekitar 23 jam dari Jakarta, termasuk waktu transit.

Penerbanganku GA088, Airbus A330-200 meninggalkan bandara Soekarno-Hatta 12 April 2013 pk 19:45 menuju ke bandara Abu Dhabi dengan waktu penerbangan 8 jam 10 menit.

Interior pesawat Airbus tampak masih baru dengan kursi-kursi lebar berwarna gabungan merah tua dan abu-abu tua dari bahan kain kanvas yang bermotif batik diembose. Rangka kursi dan bagian belakang kursi dibalut bahan kulit warna abu-abu muda cerah. Kursi kelas Bisnis GA memang sangat nyaman dan disain dengan sangat baik dilengkapi rak majalah, gantungan jas, laci penyimpanan sepatu, LCD Touch Screen TV teknologi Audio Video On Demand (AVOD), ada stop kontak listrik untuk peralatan elektronik dan soket kabel LAN yang dapat digunakan untuk charger HP.

Aneka sajian minuman dan makanan kecil ditawarkan oleh para pramugari silih berganti selama penerbangan ini.

Ada 3 macam menu utama untuk makan malam; Ikan Kare dan orak-arik sayuran serta nasi putih atau Daging Sapi goreng dengan Jamur, tumis Brokoli, Wortel, Bayam dan Nasi Putih atau Daging Ayam isi Jamur, saus Rosemary, Tumis Kentang, Zucchini dan Paprika.

Semua Hidangan Utama tsb diawali dengan Hidangan Pembuka berupa Udang, Ikan Makarel asap, Sushi Telor dan acar ditambah Salad sayuran dan irisan ayam panggang.

Hidangan Penutup berupa Aneka Keju dan Crackers atau Mousse Vanilla dan Teh Hijau atau irisan buah segar.

Semua hidangan di atas tertata rapi disajikan oleh awak kabin secara berurutan, ditata dan diracik satu-persatu di atas meja setiap penumpang kelas Bisnis.

Setelah makan malam, aku sengaja menahan diri untuk tidur malam dengan harapan dapat menyesuaikan dengan waktu setempat kota tujuan yakni Wina yang memiliki perbedaan waktu 5 jam dengan Jakarta.

Pesawat Airbus ini dilengkapi deretan kursi kelas Bisnis berbentuk kapsul memiliki kemampuan flat bed untuk memanjakan penumpang yang ingin beristirahat dalam penerbangan.

Para penumpang segera terlelap dalam tidur......

Manakala penumpang di kelas Ekonomi berusaha tidur dalam posisi badan agak tertekuk, sementara itu penumpang kelas Bisnis dapat tidur telentang dalam bangku kursi yang lumayan lebar.

Entahlah, berapakah harga yang pantas untuk sebuah tidur nyenyak?

Aku perhatikan kursi-kursi kelas Bisnis pesawat GA memang penuh seolah menjadi bukti favorit para penumpang rute Amsterdam dan Jakarta pp.

Lavatory pesawat juga bersih didisain secara modern mempergunakan lampu-lampu penerang LCD.

Awak pesawat yang baru menggantikan dan meneruskan penerbangan ke Amsterdam yang memerlukan waktu 7 jam 3 menit.

Sekitar 2 jam menjelang ketibaan di Amsterdam, para awak kabin menghidangkan Santap Pagi yang diawali dengan Irisan Buah segar dan Yoghurt atau Sereal.

Hidangan utama Sarapan berupa pilihan Omelette isi Bayam dengan Sosis Ayam, Kacang Panggang dan Tomat atau Scramble Egg dengan Kalkun Panggang, Kroket Bayam, Tomat dan Tumis Paprika atau Ayam Rica-Rica, Nasi Kuning dan Bawang Goreng.

Cuaca mendung merata seperti kabut tebal. Aku membayangkan, alangkah sulitnya bagi pilot untuk mendaratkan pesawat dalam cuaca seperti ini. Suhu di darat dilaporkan 6C masih agak dingin untuk ukuran musim Semi di Eropa.

Sekitar 4 jam lamanya kami transit di bandara Schiphol Amsterdam untuk meneruskan penerbangan ke Wina.

Salah satu tempat transit favoritku adalah Executive Lounge milik KLM. Sebagai flag carrier negeri Belanda tentu saja KLM didukung penuh oleh pemerintah dan bandara setempat untuk diberikan tempat terbaik yang dapat memberikan cerminan kebanggaan rakyat Belanda. Ruang Executive Lounge KLM di Schiphol sangat luas lengkap dan nyaman. Lebih dari pada itu, aku memburu Smoking Room dalam fasilitas ruang tunggu KLM tsb.

KL1845 sebuah Boeing B737-800 dengan muatan penuh akhirnya didorong mundur dari Gate C14 bandara Schiphol. Aku perhatikan semua pramugarinya seumuranku, beberapa bahkan terlihat lebih tua.

Kursi-kursi kelas Bisnis sebenarnya sama persis dengan kursi kelas Ekonomi. Perbedaannya terletak pada urutan, keleluasaan, layanan dan harga. Kursi kelas Bisnis sebenarnya sama saja dengan kursi kelas Ekonomi. Setiap deret terdiri dari 3 kursi sebelah kiri dan 3 kursi sebelah kanan, namun untuk menambah keleluasaan penumpang kelas Bisnis, setiap kursi yang berada di tengah sengaja dikosongkan, hanya itu....

Sajian makanan untuk kelas Bisnis juga ala kadarnya, baik materi maupun cara penyajiannya sangat jauh dibandingkan pelayanan GA di domestik sekalipun!

Penerbangan Amsterdam ke Wina menempuh penerbangan 1 jam 50 menit. Aku perhatikan beberapa wilayah di daratan masih ditutupi hamparan salju.

Belasan tahun lalu, aku sudah pernah dinas terbang ke Wina namun hanya transit sebatas di bandara Wina saja. Perjalanan kali ini sangat berbeda karena ini kali pertama aku mengunjungi kota Wina untuk beberapa hari.

Wina Austria, 13 April 2013,
Salam hangat,
NV
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perjalanan ke Wina Austria DAY 2 tgl 13-14 April 2013

Perjalanan ke Wina Austria DAY 2 tgl 13-14 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list)

Sabtu, sekitar pk 2 siang waktu setempat dibawah cuaca yang agak mendung kami meninggalkan bandara International Schwechat menuju ke pusat kota Wina yang berjarak sekitar 19 kilometer.


Kami menuju hotel Savoyen Vienna di jalan raya Rennweg. Hotel Savoyen sebenarnya menempati bekas bangunan Badan Penyiaran Austria tempo dulu yang kemudian direnovasi besar dan diubah menjadi sebuah hotel yang menyediakan 266 kamar dan 43 Suite dengan interior yang sangat modern.


Wina atau Wien (Jerman) atau Vienna (Inggris) atau Vienne (Perancis) merupakan ibu kota Austria yang tersohor sebagai kota budaya, khususnya musik tempat kelahiran para musisi ternama dunia seperti Schubert, Johan Strauss dan Brahms. Meskipun bukan kota kelahiran, Mozart dan Beethoven meniti tangga kesuksesan hingga menutup mata di kota Wina.


Seperti halnya kota-kota besar di Eropa, kota Wina dipenuhi bangunan-bangunan antik gaya Gothik dan Barok serta bangunan-bangunan modern minimalis terutama di wilayah Vienna International City (VIC) sebuah distrik tempat gedung-gedung kantor pusat organisasi dunia seperti International Atomic Energy Agency (IAEA), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).


Salah satu ikon kota Wina adalah Donauturm atau Danube Tower. Awalnya dibangun area rekreasi sekitar pinggiran sungai Danube th 1964 dan kemudian berkembang menjadi besar dan didirikan bangunan menara setinggi 252 meter yang diberi nama Donauturm. Menara Danube ini sedang mempersiapkan peringatan ulang tahun ke 50 pada tahun 2014 sehingga mengalami sedikit pemugaran. Setiap tahun lebih dari 400.000 pengunjung naik ke mahkota puncak menara yang berupa restauran yang dapat berputar sehingga memberikan sensasi pemandangan seantero kota Wina dari ketinggian.


Musim Semi di benua Eropa rupanya disambut masyarakat dengan cara berjalan-jalan di jalan utama, taman-taman dan hutan tengah kota. Banyak penduduk dan wisatawan yang terlihat memenuhi kedai-kedai kopi atau kedai Anggur (Wine) yang berada sepanjang jalan. Penduduk lokal menyebutnya Heurigen untuk Cafe-Cafe yang berjualan Wine di Austria.


Hari Minggu ini rupanya ada perhelatan Vienna City Marathon yang diikuti ribuan pelari dan menyebabkan beberapa jalan utama di kota Wina ini ditutup. Masyarakat turut turun ke jalan meramaikan kegiatan marathon itu dengan berbagai kegiatan. Sebagian musikus jalanan melakukan tabuh-tabuhan dengan perkusi drum dan pada beberapa tempat terlihat para gadis-gadis muda membagi-bagikan roti kukus ke pengunjung dan tepat di depan Rathaus (Balai Kota Wina) diadakan bazar besar yang menjajakan makanan khas Austria dan berbagai produk minuman Wine maupun Bir lokal.

 



Wina adalah kota "istana" karena banyaknya istana kuno yang masih tertata sangat apik hingga kini.


Istana Belvedere bergaya Barok dibangun sekitar th 1660an di depannya dilengkapi halaman yang sangat luas berupa kolam besar yang memantulkan bangunan istana sehingga indah dipandang. Bangunan istana diberi ukiran-ukiran yang sangat indah baik bagian interior maupun eksteriornya. Sebuah kebun Jeruk dan taman yang luas melengkapi keindahan istana ini.


Istana Keadilan atau Justizpalast berupa bangunan istana yang tak terlalu besar namun sangat indah kaya detil ukiran bergaya neorenaissance karya Alexander Wielemans von Monteforte th 1875an yang sekarang dijadikan gedung Parlemen Austria. Patung Dewi Athena berdiri megah dengan jubah dan mahkota berkilau emas sangat anggun dengan mengundang decak kagum serta siapapun yang melintas untuk berfoto sejenak.


Tak jauh dari Justizpalast, berdiri bangunan tak kalah megah, Rathaus atau Balai Kota dibangun pada periode yang sama dengan Justizpalast sebagai pusat pemerintahan Gubernur Propinsi Wina. Gedung ini berisi 1500 kamar yang dipercaya sebagai gedung publik terbesar di seluruh Austria.


Istana yang terindah dan barangkali terbesar adalah Schloss Schonbrunn yang berlokasi daerah perbukitan Wina bergaya Rococo karya arsitek Fischer von Erlach yang diselesaikan tahun 1713 sebagai kediaman musim panas untuk keluarga kaisar. Interior istana yang berjumlah 1441 kamar diberi ornamen ukiran, patung-patung dan berbagai macam bentuk pilar berlapis emas. Bukan hanya indah namun juga luar biasa untuk kreasi bangun th 1700an! Posisi yang sangat penting bagi istana Schonbrunn maka tahun 1996 didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.


Setidaknya ada 3 museum yang tak boleh dilewatkan begitu saja.


Musium pertama adalah istana Belvedere yang bagian dalam difungsikan untuk museum. Berbagai lukisan abad pertengahan hingga masa kini dari artis Austria maupun negara Eropa lainnya dipamerkan di musium ini. Sebut saja Claude Monet, Vincent van Gogh dan Max Beckmann. Musium ini juga menjadi kolektor terbesar untuk karya Gustav Klimnt, Egon Schiele dan Oskar Kokoschka.


Musium kedua adalah Leopold yang merupakan koleksi terpenting dari seni modern Austria. Musium Leopold sebenarnya kumpulan 5 ribuan koleksi dari Rudolf dan Elisabeth Leopold selama lebih dari 50 tahun yang disatukan menjadi satu musium th 1994. Musium Leopold mengkoleksi karya Egon Schiele yang terlengkap di dunia. Beberapa karya besar artis lain seperti Gustav Klimnt, Oskar Kokoscha, Richard Gerstl dan Albin Egger-Lienz juga dipamerkan di musium ini.


Musium ketiga adalah Albertina yang awalnya merupakan istana Tarouca yang dibangun th 1801 kemudian diperluas menjadi seperti saat ini. Albertina terletak di pusat kota Wina yang mengkoleksi berbagai ragam seni grafis, lukisan cat air dan minyak dari beberapa artis misalnya, Durer, Rubens van Dyck dan Brueghel. Albertina ini juga mengalami dekorasi yang berubah secara berkala untuk menarik perhatian pengunjung. Salah satu daya tarik Albertina adalah adanya area jalanan bawah tanah yang dijadikan pusat hiburan malam hari. Albertina Passage (AP) sebuah bar yang menyajikan tempat hang-out eksklusif menyajikan beragam minuman namun lebih dari itu sebuah live Jazzy band disebut AP-All Stars akan menghibur para pengunjung sosialita Wina.


Wina Austria 14 April 2013,
Salam hangat,
NV

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perjalanan ke Wina Austria DAY 3 tgl 15-17 April 2013


Perjalanan ke Wina Austria DAY 3 tgl 15-17 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list)

Sebenarnya, kedatanganku di Wina Austria untuk menghadiri sebuah konferensi international yang diselenggarakan oleh International Airline Transport Association (IATA) yaitu Operations Conference 2013 selama 3 hari yang dihadiri sekitar 300 peserta seluruh dunia mewakili maskapai penerbangan, airport, badan regulator, badan penyelenggara navigasi udara, pabrik pesawat, para konsultan penerbangan, supplier peralatan penerbangan dll.

Salah satu selingan acara dari konferensi tsb adalah Gala Dinner Reception yang diselenggarakan oleh pengelola bandara Wina.


Palai Ferstel yang dibangun tahun 1867
Gala Dinner ala full serviced menyanjikan hidangan Terrine of Marchfelder asparagus with pan fried asparagus tips and asparagus mousseline, lalu Crema of Muscat pumpkin with star anise and cinnamon roll frittes dan lanjut hidangan utama Gratinated veal loin steak with potato pear gratin and filled bell pepper serta ditutup dengan Passion fruit mouse with coconut.

Gala Dinner ini juga dimeriahkan oleh hiburan Musica Imperiallis Vienna Chamber Orchestra dengan 2 orang biduanita yang jelita Lady First singers soprano and mezzo soprano yang menyanyikan lagu-lagu Viennese operetta.

 
Namun yang sesungguhnya istimewa ketika Gala Dinner tsb diadakan di sebuah istana Palais Ferstel yang dibangun tahun 1876 terletak di tengah kota Wina. Bangunan istana Palai Ferstel meski tak terlalu besar namun sangat unik penuh ornamen dan penuh anak tangga naik dan turun beberapa lantai.

Ibu kota Austria, Wina luasnya sekitar 414 km2 yang barangkali merupakan kota terbesar di negara Austria yang luasnya 83.872 km2.

Penduduk kota Wina hanya kurang dari 2 juta orang sehingga membuat kota seperti lengang dan penduduknya kelihatan sangat makmur dengan pendapatan rata-rata USD 31.254 per tahun.


Mayoritas mempergunakan bahasa Jerman dan sebagian lagi berbahasa Slovenia, Krosia dan Honggaria. Namun demikian, budaya dan kebiasaan masyarakat setempat tidaklah sama dengan Jerman. Sebagai bagian dari negara Uni Eropa, mata uang yang digunakan adalah Euro.


Begitu banyak taman, istana, gedung-gedung tua yang sangat indah di kota Wina. Kami beruntung menginap di sebuah hotel yang hanya beberapa menit berjalan kaki sampai di salah satu pusat keramaian yakni Schwarzenbergplatz (namanya agak panjang) yang ditandai dengan sebuah taman air mancur dengan latar belakang sebuah Tugu Monumen Kemenangan jaman kekaisaran Rusia (sayangnya seluruh keterangan monumen ini berbahasa Rusia). Tugu Kemenangan itu berupa seorang serdadu yang mengangkat tombak dengan topi dan jubah warna keemasan yang menghadap ke pusat kota.

 

Salah satu pusat keramaian kota Wina adalah daerah Stephansplatz dimana berdiri anggun katedral Saint Stephansdom, sebuah gereja bergaya Gothic yang sangat menawan dengan pilar menara yang artistik serta atap gereja yang penuh ornamen bergaris-garis kotak-kotak menyilang berwarna kebiruan. Sayangnya aku mengunjungi katedral Stephendom pada sore ketika matahari sudah condong sehingga sinar matahari jatuh menutupi sebagian wajah katedral tsb. Katedral Stephendom juga sedang mengalami pembersihan rutin sehingga sebagian permukaan dinding katedral ditutupi jaring-jaring pengaman bagi pekerja. Namun semua itu tak mengurangi keelokan dan kemegahan Stephensdom.


Kota Wina juga dilewati sungai Danube (Donou) yang sangat lebar dan panjang yang melewati beberapa negara Eropa Tengah dan Timur. Menyebrangi jembatan sungai Donou, wajah kota menjadi berbeda memasuki wilayah Vienna International City (VIC) sebuah distrik tempat gedung-gedung kantor pusat organisasi dunia seperti International Atomic Energy Agency (IAEA), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).


Semua kelihatan tertata apik, bersih dan tertib tak terlihat adanya kemacetan jalan raya, bahkan kota Wina merupakan kota yang terkenal aman.


Konon ketertiban kota Wina tiada duanya di Eropa. Seorang sahabat penduduk Wina menceritakan jika ada pengemudi mobil yang tidak tertib atau melanggar rambu lampu Lalin maka tak segan-segan pengemudi kendaraan yang lain akan segera mengejarnya dan menegur keras pengendara kendaraan yang tidak tertib tsb.


Kemakmuran warga Austria di kota Wina juga dapat dilihat pada kelengkapan jaringan transportasi publik yang "dikelola" langsung oleh pemerintah kota. Warga dapat bepergian kemanapun di seluruh area kota Wina dengan hanya membayar 2 Euro dapat dipergunakan untuk angkutan Kereta Bawah Tanah, Bus dan Trem.


Pada sisi yang lain, rupanya kemakmuran itu juga secara tak langsung mendorong sikap masyarakat Austria yang cenderung anti kepada para pendatang imigran. Seolah tak mau berbagi, mereka cenderung menolak kehadiran para imigran pendatang. Namun suka tak suka, penduduk Wina tak dapat menolak kehadiran pusat-pusat perkantoran organisasi dunia yang menggerakkan ekonomi Austria yang akhirnya juga mendatangkan imigran ekpatriat dari luar Austria.


Lantas ada juga pola pikir warga Austria untuk tidak memiliki anak karena kehadiran anak seolah hanya dianggap sebagai "beban" karena hubungan kekerabatan orang tua dan anak yang sangat longgar.


Keduanya menjadikan alasan mengapa penduduk kota Wina atau seluruh Austria relatif sedikit dan tak bertambah banyak secara signifikan seperti halnya kota-kota besar di Eropa. Konon pemerintah memberikan insentif khusus bagi pasangan yang melahirkan anak di Austria demi menambah populasi penduduk Austria.


Masyarakat Austria dan khususnya Wina sangat bangga dengan "air". Semua perumahan sudah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah dibatasi hanya 40% bangunan maksimal tinggi 6 meter dan sisanya 60% harus dibiarkan tanah terbuka. Pengaturan semacam ini juga diikuti dengan taman dan hutan kota yang terpelihara rapi. Konon tak ada satupun danau di Austria yang permukaan airnya mengalami penyusutan. Mereka sangat bangga menawarkan air paling segar adalah Air Austria.


Hari terakhir di Wina, aku pergunakan untuk mengunjungi Factory Outlet Farndorf yang jaraknya sekitar 40 kilometer diluar kota Wina dengan mengambil jalan highway A4 keluar di daerah Neusiedl am See atau Gewerbepark.


Farndorf Factory Outlet merupakan jaringan outlet McArthurGlen Designer Outlet yang serupa dengan di Berlin, London dan Tokyo. Farndorf di Wina lumayan luas terdiri dari ratusan toko-toko setidaknya 170 barang bermerk dunia dengan harga diskon sampai 70%.


Sebenarnya ada banyak sekali sekali obyek wisata di seputaran Wina, misalnya saja Museum Moderner Kunst (Modern Art), Museum Folklore, Museum Ethnology Hofburg, Museum Quartier, Museum para Musikus dunia; Beethoven, Brahms, Mozarthaus, Schubert, Johan Strauss. Lalu ada Planetorium, Prater Museum, Riesenrad (Giant Ferris Wheel), Butterfly House, Vienna State Opera dan menjelajahi istana Schonbrunn yang sangat tersohor.

Sayangnya waktu jualah yang mengakhiri perjalanan ke Wina Austria.

Wina Austria, 17 April 2013
Salam hangat,
NV

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perjalanan ke Amsterdam Belanda 18-19 April 2013


Perjalanan ke Amsterdam Belanda 18-19 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list)

Kamis, 18 April 2013, pagi-pagi benar kami meninggalkan bandara Wina menuju Amsterdam dengan KL1838 sebuah Boeing B737-800.


Boeing B737-800 KLM meninggalkan Vienna

Ada 6 penumpang kelas Bisnis yang semuanya tertidur nyenyak manakala pesawat meninggalkan bandara Wina. Pramugari KLM sambil membawa nampan sarapan tersenyum ramah menatapku, satu-satunya penumpang yang belum jatuh tertidur. Ia segera menawarkan minuman pendamping sarapan pagi yang berupa 2 potong roti, smoke chicken, irisan buah dan Yoghurt.


Suguhan Business Class KLM
 
Seorang pramugari KLM yang lain mendekati tempat dudukku dan mencoba mengobrol dalam bahasa Indonesia "Selamat pagi, saya dahulu biasa terbang penerbangan Haji Garuda dan suka sekali dengan Indonesia......"


Ia menceritakan pengalamannya terbang sebagai pramugari Martin Air selama 35 tahun dan baru 2,5 tahun pindah sebagai pramugari dimaskapai KLM. Hmm, bisa dibayangkan berapa usianya sekarang.......


Cuaca di Amsterdam cukup cerah dengan suhu 15C namun angin terasa kuat sekali mengoncangkan pesawat beberapa kali.


Bandara Schiphol Amsterdam memang sibuk sekali pada pagi hari, pesawat silih berganti tinggal landas dan mendarat mempergunakan 6 landasan sekaligus.


Seperti halnya beberapa negara Eropa mengalami anomali cuaca yang sangat ekstrim, suhu dingin dan salju turun justru saat memasuki musim Semi pada akhir bulan Maret lalu. Hal ini juga berakibat pemandangan umum di Amsterdam dimana banyak pepohonan masih meranggas kekeringan dan hamparan bunga-bungan Tulip di Keukenhof Belanda juga tak seindah biasanya.


Suhu dingin dan angin kencang di Amsterdam melebihi dinginnya suhu di Vienna.........


Kami meninggalkan bandara Schiphol menuju ke sebuah hotel di daerah Badhoeverdorf yang terletak tak jauh dari bandara Schiphol sebagai tempat menginap untuk 2 malam.


Aku melamun sambil mengingat-ingat kenangan terakhir mengunjungi Amsterdam sekitar Juni 2010 saat Garuda Indonesia melakukan penerbangan perdana (kembali) ke Amsterdam........


Di Belanda yang kita semua tahu, daratannya lebih rendah dari permukaan air laut, terdapat banyak kanal-kanal sungai untuk pengendalian banjir dan pengairan sawah ladang. Sungai Amstel, asal muasal nama Amsterdaam menjadi aliran sungai yang sangat penting untuk dikendalikan dan dikelola secara baik demi menghindari Belanda dan Amsterdam dari ancaman kebanjiran setiap saat. Semua aliran kanal-kanal sungai dikendalikan permukaan airnya ke atas dan ke bawah secara tertata juga untuk tujuan transportasi lintasan sungai maupun wisata air.


Aku memperhatikan beberapa kolam atau danau buatan dibangun di sekitar bandara Schiphol yang aku baru tahu itu bertujuan untuk mengalihkan habibat burung-burung liar agar burung-burung tsb tidak berkeliaran di area bandara yang mengganggu operasi penerbangan di Schiphol. Bandara Schiphol dahulu sering terjadi "bird strike" atau kejadian dimana pesawat terbang menabrak atau tertabrak burung manakala melintasi bandara Schiphol yang tentunya sangat membahayakan dan merusak pesawat terbang. Istimewa, tampaknya usaha pembuatan danau-danau buatan tsb berhasil dengan baik dengan berkurangnya "bird strike" di Schiphol.


Nama Amsterdam berasal dari kata Amstelredamme yakni sebuah bendungan tempo dulu di sungai Amstel yang melewati kota Amsterdam kini.

 

Amsterdam menjadi kota budaya dan salah satu kota pusat keuangan dunia. Setidaknya ada 7 perusahaan dari 500 perusahaan ternama di dunia yang berkantor di Amsterdam dimana salah satunya yang menjadi kebanggaan adalah Philips dan ING perusahaan asuransi. Bursa Saham Amsterdam juga merupakan kantor bursa tertua di dunia.


Berbagai fasilitas tujuan wisata, museum, kerajaan, istana, kanal-kanal sungai, cafe-cafe, toko-toko branded, cafe cannabis dan distrik "lampu merah" Zeedijk telah mendatangkan jutaan wisatawan dunia ke kota Amsterdam.


 
 
 

Produk Domestik Bruto per Kapita sebesar USD 29.330 menandai kemakmuran masyarakat Belanda pada umumnya. Warga yang berpenghasilan dibawah 1.500 Euro per bulan disantuni pemerintah karena dianggap warga miskin.


Selagi hari masih pagi, kami meninggalkan hotel menuju tengah kota Amsterdam untuk sekedar napak-tilas kenangan masa lalu......


Salah satu tujuan adalah Coster Diamonds salah satu toko besar produsen berlian di Belanda yang berlokasi di sudut jalan Paulus Potterstraat Amsterdam di balik jalan Peter Cornelisz yang sering disingkat PC Hoofstraat tempat deretan toko-toko branded di Amsterdam.


Entah mengapa, aku selalu kagum dengan kesempurnaan sebuah berlian semenjak proses penggalian batu intan, dipotong-potong, dipilah, digosok oleh ahli asah batu intan sampai berkilauan di showroom sebuah toko untuk dibeli dan dipergunakan oleh pemakai pemuja berlian. Coster Diamonds merupakan salah satu toko berlian yang kenamaan di Belanda sejak 1840.


Aku menduga kuat ada banyak salah-kaprah mengenai berlian pada sebagian besar masyarakat, khususnya Indonesia.


Banyak orang menyebut "berlian" untuk sebuah batu "intan" namun sayangnya tidak banyak yang mengetahui bahwa tidak semua intan adalah berlian.


Berlian sebenarnya diambil dari sebuah kata Brilliant atau "luar biasa pandai" dalam bahasa Inggris.


Sebuah batu intan agar kelihatan berkilau perlu diasah secara presisi sehingga membentuk sudut-sudut tertentu agar memantulkan cahaya berkilau dan memiliki mutu serta jual nilai yang tinggi.


Sebuah batu intan dikatakan sebagai berlian manakala telah diasah membentuk 57 potongan sudut secara sempurna. Dengan kata lain, potongan asahan intan yang sekedar diasah beberapa sudut saja tak akan memancarkan kilauan indah, apalagi untuk disebut sebagai sebuah "berlian". Kebanyakan orang hanya melihat berlian dari kecerahan warna putih dan asal berkilau lalu diperdagangkan sesuai kemauan harga dari penjual.


Mutu sebuah berlian (intan yang diasah membentuk 57 sudut potongan) sebenarnya ditentukan oleh 4C.


Pertama, Carat

 
Karat merupakan ukuran berat batu berlian dimana 1 karat = 0,2 gram = 100 poin. Nilai harga berlian bukan merupakan angka linier pengalian harga karat, namun bersifat eksponensial, semakin besar karat maka harganya melonjak naik menjadi semakin mahal. Dengan kata lain, berlian sebesar 1 gram bukan bernilai 5x0,2 namun dapat bernilai 30 kali lipat lebih mahal!


Kedua adalah Colour


Setidaknya ada 7 gradasi warna berlian dari yang termahal:

-       River: sangat luar biasa putih (bening)

-       Top Wesselton: banyak putih

-       Wesselton: putih

-       Top Crystal: agak putih

-       Crystal: putih agak buram

-       Top Cape: putih kekuningan

-       Cape: kekuningan


Ketiga adalah Clarity


Kita semua tahu berlian berasal dari sebuah batu intan dimana batu alam tak dapat diatur kesempurnaannya sebagai sebuah produk alami. Ada yang utuh masif, ada yang berpori dan ada pula yang bergurat, dst.


Dengan kaca pembesar 10x seorang ahli berlian dapat melakukan klasifikasi berdasarkan kejernihan berlian:
 

-       Flawless: bersih sempurna!

-       VVSI (Very Very Small Inclusion): adanya pori udara sangat kecil sekali

-       VSI (Very Small Inclusions): adanya pori udara sangat kecil

-       SI (Small Inclusion): ada pori udara

-       Pique 1: ada beberapa pori udara

-       Pique 2: ada banyak pori udara

-       Pique 3: ada guratan

 
Keempat adalah Cut


Potongan asahan berlian yang baik bukan hanya 57 potongan namun juga bentuk hasil potongan tsb karena itulah yang sesungguhnya akan memancarkan kilauan. Kilauan berlian yang paling sempurna manakala bagian atas permukaan (dilihat dari atas) membentuk dataran tak terlalu besar namun juga tak terlalu sempit, lantas jika dilihat dari samping juga tak tak terlalu pendek (gemuk melebar) namun juga tak terlalu meruncing (langsing) kebawah.


Jika dilihat dari atas maka jenis Cut sbb:

-       Brilliant: tampak bulat sempurna

-       Oval

-       Pear: oval namun meruncing pada sisi lainnya seperti buah pear

-       Princess: kotak persegi 4 sama sisi

-       Heart: berbentuk seperti hati

-       Marquise: oval namun runcing pada kedua ujungnya

-       Emerald: kotak persegi panjang

-       Royal 201: bulat sempurna 201 cut (bukan 57 cut). Khusus yang potongan Royal 201 merupakan pengembangan dari potongan asahan 57 sudut menjadi 201 sudut yang sangat rumit dan istimewa karena kilauannya yang luar biasa!

 

Jadi kesimpulannya, intan dapat disebut berlian manakala berbentuk bulat, telah diasah 57 sudut potongan atau lebih, dan nilai mutu serta harganya sangat tergantung dari Clarity, Colour dan Carat atau dengan kata lain 1 gram berlian dapat dihargai 15 juta rupiah sampai dengan 60 juta rupiah tergantung mutunya!


Jika kita membeli perhiasan berlian (atau cincin, giwang, dll) selalu diberikan tanda bukti pembayaran berupa surat yang didalamnya diberikan keterangan gambar perhiasan yang kita beli disertai berat dan karat bahan materi emas maupun jumlah karat dari berlian.


Khususnya membeli berlian di negara-negara produsen berlian kenamaan dunia maka pembeli berlian akan diberikan sebuah sertifikat yang mencantumkan masing-masing elemen 4C. Yang luar biasa lagi, diberikan nomor sertifikat berupa nomor serial yang juga dicetak pada sisi berlian (yang secara ukuran kasat mata sangat kecil). Sertifikat itulah yang sebenarnya mencantumkan catatan nilai mutu berlian yang sebenarnya.

 

Hari telah menjelang sore namun matahari musim Semi masih menerangi Amsterdam seperti layaknya tengah hari. Kami duduk-duduk sebentar di trotoar jalan PC Hoofstraat menikmati kopi panas sambil memperhatikan aktifitas masyarakat atau para wisatawan yang berbelanja di toko-toko branded sepanjang jalan.


Seperti biasa, perjalanan napak tilas di Amsterdam tak boleh melewatkan asyiknya berjalan kaki menyusuri Kalverstraat, Dam Square dan Damrak dan sekitarnya.

 

Sebenarnya ada sebuah sebuah jalur bus turis Hop on - Hop Off yang berawal dari depan Central Station dengan membayar 18 Euro kita dapat turun dan naik bus melewati National Maritime Museum menyaksikan salah satu kapal VOC, Delft Blue Store, toko berlian Gassan, Jews Historical Museum dan Portuguese Synagogue, pabrik Bir Hieneken, Pasar Kembang Bloemen Markt, Leidseplein, Rijksmuseum, toko berlian Coster, Musium Berlian, Stedelijk Museum, Museum Van Gogh, lanjut ke Westerkerk, Museum Amsterdam, Koninklijk Palaeis (istana Koninklijk), berjalan ke arah Alun-Alun Dam dapat mampir ke Madame Tussauds dan kembali ke area Damrak.


Selagi matahari masih bersinar terang, kami mampir ke desa Zaanse Schans Zaandam daerah tujuan wisata untuk menyaksikan kincir angin kuno dan proses pembuatan keju.

 

Desa Zaanse Schans terletak di pinggir danau tempat bermuaranya kanal-kanal anak sungai buatan dimana ada rumah-rumah penduduk pedesaan dengan 5 atau 6 kincir angin raksasa kuno yang masih aktif berfungsi hingga kini.

 

Rumah-rumah kuno tsb dibangun sepertinya hasil jerih payah Belanda berdagang rempah-rempah ke Indonesia tempo dahulu bahkan sebelum jaman VOC. Salah satu toko serba-ada yang berdiri di desa tsb terpampang tulisan besar Indie's Welvaren yang menandakan bahwa kemakmuran desa tsb berasal dari Indonesia negeri penghasil rempah-rempah dunia.

 

Namun terpaan angin dingin terlalu kuat membuat badan menggigil kedinginan, kami hanya sempatkan sekedar berjalan-jalan menyusuri jalan setapak yang tertata rapi sambil mengabadikan beberapa gambar foto.


Salah satu keunggulan Belanda adalah produsen keju terkemuka dunia. Kami masuki salah satu rumah penghasil keju yang masih bekerja dengan model dan resep tempo dulu dimana adonan susu diaduk terus-menerus sampai mengental dan kemudian diperas dan dibentuk menjadi gumpalan keju. Beberapa gumpalan keju tsb kemudian dibungkus dan dilapisi cairan lilin kemudian disimpan dalam rak-rak penyimpanan. Semakin lama disimpan maka keju tsb akan semakin mahal harganya. Ada beberapa jenis keju, misalnya keju dari susu sapi, domba atau kambing. Ada pula keju yang diberi campuran sayur-mayur sehingga menjadi vegetable cheese dan ada pula yang kemudian dipanggang menjadi smoke cheese yang rasanya enak dengan aroma kayu bakar.

 


Belanja dan belanja karena Amsterdam memang lengkap sebagai pusat belanja ........


Sekitar 150 km dari kota Amsterdam ada sebuah area Designer Factory Outlet dibawah jaringan McArthurGlen yakni Roermond yang tidak pernah tutup sepanjang tahun kecuali 2 hari saja, Natal dan Tahun Baru.

 

Factory Designer Outlet Roermond memang tidak sebesar yang berada di Berlin maupun Tokyo, namun memiliki koleksi yang lumayan banyak.

 


Sebagai penutup, salah satu bandara yang tersohor sebagai pusat belanja di dunia adalah bandara Schiphol Amsterdam. Sejak belasan tahun lalu, bandara Schiphol merupakan sorga belanja bebas pajak yang selalu menggoda para penumpang khususnya yang transit maupun penumpang yang akan meninggalkan Amsterdam. Penumpang-penumpang yang berbelanja di Schiphol selalu mudah dikenali karena mereka dengan bangga menenteng kantong tas belanjaan berwarna putih, kuning dan biru tua bertuliskan "SEE BUY FLY".

 

Amsterdam, 20 April 2013

Salam hangat,

NV

Powered by Telkomsel BlackBerry®