Alkisah, di
sebuah desa di pinggiran hutan, ada tiga anak muda yang pekerjaan
sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan. Potongan kayu-kayu kecil yang ada
di hutan itu dikumpulkan untuk dijual ke desa lain. Hasilnya digunakan untuk
membeli kebutuhan hidup mereka dan keluarganya.
Suatu hari
ketika sedang mencari kayu bakar, ketiganya menemukan sebuah kotaknya yang
aneh. Ketika dibuka, mereka sangat terkejut! Rupanya di dalam kotak itu
terdapat begitu banyak perhiasan yang terbuat dari emas. Lalu mereka bertiga
berembuk dan keputusannya adalah perhiasan yang mereka temukan itu akan dibagi
tiga sama rata.
Namun sebelum
perhiasan itu dibagi, ketiga pemuda itu sepakat untuk makan siang terlebih
dahulu. Lalu pemuda yang usianya paling muda diminta mengambil sebatang emas
dan pergi ke desa terdekat untuk membeli makanan yang paling enak.
Ketika dia pergi
meninggalkan teman-temannya, kedua temannya menyusun rencana untuk membunuhnya
agar perhiasan itu bisa dibagi untuk berdua saja; dengan begitu masing-masing
akan mendapatkan bagian lebih banyak.
Sewaktu pemuda
yang berangkat pergi untuk membeli makanan, tiba-tiba dia juga terpikir suatu
pikiran negatif! Dia berpikir "Jika
makanan yang saya beli ini diberi racun, kedua temanku pasti akan meninggal
setelah memakannya. Dengan demikian perhiasan itu akan menjadi milikku
sepenuhnya!" Maka setelah membeli makanan, dia lalu mampir ke sebuah kedai
yang menjual racun serangga dan diam-diam menaburkannya pada makanan yang baru
dibelinya itu. Kemudian, dia bergegas kembali ke hutan.
Ketika sampai di
tempat perhiasan itu ditemukan, tanpa disangkanya, kedua temannya ini langsung
melampiaskan niatnya untuk membunuh, dan pemuda malang itu pun meninggal.
Jenazahnya kemudian disingkirkan, dibuang di sebuah semak-semak yang lain. Puas
karena niatnya terlaksana, serta merasa sangat lapar, kedua pemuda itu sepakat
untuk menikmati makanan yang tadi dibeli oleh temannya.
Dengan rakus,
mereka malahapnya sampai habis dan akhirnya meninggal karena keracunan.
Singkat kata,
ketiga pemuda ini tewas karena pikiran negatif yang mereka pikirkan.
Pembaca yang
budiman, jika kita berpikiran negatif pada seseorang, tentu ada orang lain yang
juga akan berpikiran negatif pada diri kita. Inilah hukum timbal-balik;
memang tidak kelihatan, tetapi bisa terjadi kapan saja.
Pikiran negatif
yang dikembangkan tidaklah membawa kebaikan pada diri kita; sebaliknya justru
akan membawa kehancuran bagi diri sendiri. Olah karena itu, berpikirlah
positif terhadap orang lain agar ada orang lain yang berpikiran positif
terhadap diri kita. Jangan mudah untuk menuduh, menghakimi dan menilai
seseorang sebelum kita mengetahui lebih dekat. Lebih baik kembangkan pikiran
netral yaitu amati dahulu, dengarkan dan kemudian baru memberikan penilaian.
Ini lebih tepat………(Penulis: Soegianto Hartono, Kamis 28-Juli-2011)
Saur Yuuuuuk,
Doa hari – 28
Yaa Allah! Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.
Salam,
NV
No comments:
Post a Comment