Monday, April 22, 2013

Perjalanan ke Wina Austria DAY 3 tgl 15-17 April 2013


Perjalanan ke Wina Austria DAY 3 tgl 15-17 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list)

Sebenarnya, kedatanganku di Wina Austria untuk menghadiri sebuah konferensi international yang diselenggarakan oleh International Airline Transport Association (IATA) yaitu Operations Conference 2013 selama 3 hari yang dihadiri sekitar 300 peserta seluruh dunia mewakili maskapai penerbangan, airport, badan regulator, badan penyelenggara navigasi udara, pabrik pesawat, para konsultan penerbangan, supplier peralatan penerbangan dll.

Salah satu selingan acara dari konferensi tsb adalah Gala Dinner Reception yang diselenggarakan oleh pengelola bandara Wina.


Palai Ferstel yang dibangun tahun 1867
Gala Dinner ala full serviced menyanjikan hidangan Terrine of Marchfelder asparagus with pan fried asparagus tips and asparagus mousseline, lalu Crema of Muscat pumpkin with star anise and cinnamon roll frittes dan lanjut hidangan utama Gratinated veal loin steak with potato pear gratin and filled bell pepper serta ditutup dengan Passion fruit mouse with coconut.

Gala Dinner ini juga dimeriahkan oleh hiburan Musica Imperiallis Vienna Chamber Orchestra dengan 2 orang biduanita yang jelita Lady First singers soprano and mezzo soprano yang menyanyikan lagu-lagu Viennese operetta.

 
Namun yang sesungguhnya istimewa ketika Gala Dinner tsb diadakan di sebuah istana Palais Ferstel yang dibangun tahun 1876 terletak di tengah kota Wina. Bangunan istana Palai Ferstel meski tak terlalu besar namun sangat unik penuh ornamen dan penuh anak tangga naik dan turun beberapa lantai.

Ibu kota Austria, Wina luasnya sekitar 414 km2 yang barangkali merupakan kota terbesar di negara Austria yang luasnya 83.872 km2.

Penduduk kota Wina hanya kurang dari 2 juta orang sehingga membuat kota seperti lengang dan penduduknya kelihatan sangat makmur dengan pendapatan rata-rata USD 31.254 per tahun.


Mayoritas mempergunakan bahasa Jerman dan sebagian lagi berbahasa Slovenia, Krosia dan Honggaria. Namun demikian, budaya dan kebiasaan masyarakat setempat tidaklah sama dengan Jerman. Sebagai bagian dari negara Uni Eropa, mata uang yang digunakan adalah Euro.


Begitu banyak taman, istana, gedung-gedung tua yang sangat indah di kota Wina. Kami beruntung menginap di sebuah hotel yang hanya beberapa menit berjalan kaki sampai di salah satu pusat keramaian yakni Schwarzenbergplatz (namanya agak panjang) yang ditandai dengan sebuah taman air mancur dengan latar belakang sebuah Tugu Monumen Kemenangan jaman kekaisaran Rusia (sayangnya seluruh keterangan monumen ini berbahasa Rusia). Tugu Kemenangan itu berupa seorang serdadu yang mengangkat tombak dengan topi dan jubah warna keemasan yang menghadap ke pusat kota.

 

Salah satu pusat keramaian kota Wina adalah daerah Stephansplatz dimana berdiri anggun katedral Saint Stephansdom, sebuah gereja bergaya Gothic yang sangat menawan dengan pilar menara yang artistik serta atap gereja yang penuh ornamen bergaris-garis kotak-kotak menyilang berwarna kebiruan. Sayangnya aku mengunjungi katedral Stephendom pada sore ketika matahari sudah condong sehingga sinar matahari jatuh menutupi sebagian wajah katedral tsb. Katedral Stephendom juga sedang mengalami pembersihan rutin sehingga sebagian permukaan dinding katedral ditutupi jaring-jaring pengaman bagi pekerja. Namun semua itu tak mengurangi keelokan dan kemegahan Stephensdom.


Kota Wina juga dilewati sungai Danube (Donou) yang sangat lebar dan panjang yang melewati beberapa negara Eropa Tengah dan Timur. Menyebrangi jembatan sungai Donou, wajah kota menjadi berbeda memasuki wilayah Vienna International City (VIC) sebuah distrik tempat gedung-gedung kantor pusat organisasi dunia seperti International Atomic Energy Agency (IAEA), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).


Semua kelihatan tertata apik, bersih dan tertib tak terlihat adanya kemacetan jalan raya, bahkan kota Wina merupakan kota yang terkenal aman.


Konon ketertiban kota Wina tiada duanya di Eropa. Seorang sahabat penduduk Wina menceritakan jika ada pengemudi mobil yang tidak tertib atau melanggar rambu lampu Lalin maka tak segan-segan pengemudi kendaraan yang lain akan segera mengejarnya dan menegur keras pengendara kendaraan yang tidak tertib tsb.


Kemakmuran warga Austria di kota Wina juga dapat dilihat pada kelengkapan jaringan transportasi publik yang "dikelola" langsung oleh pemerintah kota. Warga dapat bepergian kemanapun di seluruh area kota Wina dengan hanya membayar 2 Euro dapat dipergunakan untuk angkutan Kereta Bawah Tanah, Bus dan Trem.


Pada sisi yang lain, rupanya kemakmuran itu juga secara tak langsung mendorong sikap masyarakat Austria yang cenderung anti kepada para pendatang imigran. Seolah tak mau berbagi, mereka cenderung menolak kehadiran para imigran pendatang. Namun suka tak suka, penduduk Wina tak dapat menolak kehadiran pusat-pusat perkantoran organisasi dunia yang menggerakkan ekonomi Austria yang akhirnya juga mendatangkan imigran ekpatriat dari luar Austria.


Lantas ada juga pola pikir warga Austria untuk tidak memiliki anak karena kehadiran anak seolah hanya dianggap sebagai "beban" karena hubungan kekerabatan orang tua dan anak yang sangat longgar.


Keduanya menjadikan alasan mengapa penduduk kota Wina atau seluruh Austria relatif sedikit dan tak bertambah banyak secara signifikan seperti halnya kota-kota besar di Eropa. Konon pemerintah memberikan insentif khusus bagi pasangan yang melahirkan anak di Austria demi menambah populasi penduduk Austria.


Masyarakat Austria dan khususnya Wina sangat bangga dengan "air". Semua perumahan sudah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah dibatasi hanya 40% bangunan maksimal tinggi 6 meter dan sisanya 60% harus dibiarkan tanah terbuka. Pengaturan semacam ini juga diikuti dengan taman dan hutan kota yang terpelihara rapi. Konon tak ada satupun danau di Austria yang permukaan airnya mengalami penyusutan. Mereka sangat bangga menawarkan air paling segar adalah Air Austria.


Hari terakhir di Wina, aku pergunakan untuk mengunjungi Factory Outlet Farndorf yang jaraknya sekitar 40 kilometer diluar kota Wina dengan mengambil jalan highway A4 keluar di daerah Neusiedl am See atau Gewerbepark.


Farndorf Factory Outlet merupakan jaringan outlet McArthurGlen Designer Outlet yang serupa dengan di Berlin, London dan Tokyo. Farndorf di Wina lumayan luas terdiri dari ratusan toko-toko setidaknya 170 barang bermerk dunia dengan harga diskon sampai 70%.


Sebenarnya ada banyak sekali sekali obyek wisata di seputaran Wina, misalnya saja Museum Moderner Kunst (Modern Art), Museum Folklore, Museum Ethnology Hofburg, Museum Quartier, Museum para Musikus dunia; Beethoven, Brahms, Mozarthaus, Schubert, Johan Strauss. Lalu ada Planetorium, Prater Museum, Riesenrad (Giant Ferris Wheel), Butterfly House, Vienna State Opera dan menjelajahi istana Schonbrunn yang sangat tersohor.

Sayangnya waktu jualah yang mengakhiri perjalanan ke Wina Austria.

Wina Austria, 17 April 2013
Salam hangat,
NV

Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment