Monday, April 22, 2013

Perjalanan ke Wina DAY 1 tanggal 13 April 2013


Perjalanan ke Wina DAY 1 tanggal 13 April 2013
(Sebagaimana telah dikirimkan ke beberapa mailing list) 

Rupanya tak mudah juga mencari penerbangan langsung ke Wina, baik dari Singapore atau Kuala Lumpur, apalagi dari Jakarta. Perjalanan dari Jakarta ke Wina perlu ditempuh dengan transit melalui bandara-bandara besar di Eropa Barat, misalnya kota Amsterdam, Paris, Frankfurt atau London.

Aku lebih memilih melalui Amsterdam yang dilayani oleh Garuda Indonesia dan dilanjutkan dengan maskapai KLM Royal Dutch Airline ke Wina yang memakan waktu sekitar 23 jam dari Jakarta, termasuk waktu transit.

Penerbanganku GA088, Airbus A330-200 meninggalkan bandara Soekarno-Hatta 12 April 2013 pk 19:45 menuju ke bandara Abu Dhabi dengan waktu penerbangan 8 jam 10 menit.

Interior pesawat Airbus tampak masih baru dengan kursi-kursi lebar berwarna gabungan merah tua dan abu-abu tua dari bahan kain kanvas yang bermotif batik diembose. Rangka kursi dan bagian belakang kursi dibalut bahan kulit warna abu-abu muda cerah. Kursi kelas Bisnis GA memang sangat nyaman dan disain dengan sangat baik dilengkapi rak majalah, gantungan jas, laci penyimpanan sepatu, LCD Touch Screen TV teknologi Audio Video On Demand (AVOD), ada stop kontak listrik untuk peralatan elektronik dan soket kabel LAN yang dapat digunakan untuk charger HP.

Aneka sajian minuman dan makanan kecil ditawarkan oleh para pramugari silih berganti selama penerbangan ini.

Ada 3 macam menu utama untuk makan malam; Ikan Kare dan orak-arik sayuran serta nasi putih atau Daging Sapi goreng dengan Jamur, tumis Brokoli, Wortel, Bayam dan Nasi Putih atau Daging Ayam isi Jamur, saus Rosemary, Tumis Kentang, Zucchini dan Paprika.

Semua Hidangan Utama tsb diawali dengan Hidangan Pembuka berupa Udang, Ikan Makarel asap, Sushi Telor dan acar ditambah Salad sayuran dan irisan ayam panggang.

Hidangan Penutup berupa Aneka Keju dan Crackers atau Mousse Vanilla dan Teh Hijau atau irisan buah segar.

Semua hidangan di atas tertata rapi disajikan oleh awak kabin secara berurutan, ditata dan diracik satu-persatu di atas meja setiap penumpang kelas Bisnis.

Setelah makan malam, aku sengaja menahan diri untuk tidur malam dengan harapan dapat menyesuaikan dengan waktu setempat kota tujuan yakni Wina yang memiliki perbedaan waktu 5 jam dengan Jakarta.

Pesawat Airbus ini dilengkapi deretan kursi kelas Bisnis berbentuk kapsul memiliki kemampuan flat bed untuk memanjakan penumpang yang ingin beristirahat dalam penerbangan.

Para penumpang segera terlelap dalam tidur......

Manakala penumpang di kelas Ekonomi berusaha tidur dalam posisi badan agak tertekuk, sementara itu penumpang kelas Bisnis dapat tidur telentang dalam bangku kursi yang lumayan lebar.

Entahlah, berapakah harga yang pantas untuk sebuah tidur nyenyak?

Aku perhatikan kursi-kursi kelas Bisnis pesawat GA memang penuh seolah menjadi bukti favorit para penumpang rute Amsterdam dan Jakarta pp.

Lavatory pesawat juga bersih didisain secara modern mempergunakan lampu-lampu penerang LCD.

Awak pesawat yang baru menggantikan dan meneruskan penerbangan ke Amsterdam yang memerlukan waktu 7 jam 3 menit.

Sekitar 2 jam menjelang ketibaan di Amsterdam, para awak kabin menghidangkan Santap Pagi yang diawali dengan Irisan Buah segar dan Yoghurt atau Sereal.

Hidangan utama Sarapan berupa pilihan Omelette isi Bayam dengan Sosis Ayam, Kacang Panggang dan Tomat atau Scramble Egg dengan Kalkun Panggang, Kroket Bayam, Tomat dan Tumis Paprika atau Ayam Rica-Rica, Nasi Kuning dan Bawang Goreng.

Cuaca mendung merata seperti kabut tebal. Aku membayangkan, alangkah sulitnya bagi pilot untuk mendaratkan pesawat dalam cuaca seperti ini. Suhu di darat dilaporkan 6C masih agak dingin untuk ukuran musim Semi di Eropa.

Sekitar 4 jam lamanya kami transit di bandara Schiphol Amsterdam untuk meneruskan penerbangan ke Wina.

Salah satu tempat transit favoritku adalah Executive Lounge milik KLM. Sebagai flag carrier negeri Belanda tentu saja KLM didukung penuh oleh pemerintah dan bandara setempat untuk diberikan tempat terbaik yang dapat memberikan cerminan kebanggaan rakyat Belanda. Ruang Executive Lounge KLM di Schiphol sangat luas lengkap dan nyaman. Lebih dari pada itu, aku memburu Smoking Room dalam fasilitas ruang tunggu KLM tsb.

KL1845 sebuah Boeing B737-800 dengan muatan penuh akhirnya didorong mundur dari Gate C14 bandara Schiphol. Aku perhatikan semua pramugarinya seumuranku, beberapa bahkan terlihat lebih tua.

Kursi-kursi kelas Bisnis sebenarnya sama persis dengan kursi kelas Ekonomi. Perbedaannya terletak pada urutan, keleluasaan, layanan dan harga. Kursi kelas Bisnis sebenarnya sama saja dengan kursi kelas Ekonomi. Setiap deret terdiri dari 3 kursi sebelah kiri dan 3 kursi sebelah kanan, namun untuk menambah keleluasaan penumpang kelas Bisnis, setiap kursi yang berada di tengah sengaja dikosongkan, hanya itu....

Sajian makanan untuk kelas Bisnis juga ala kadarnya, baik materi maupun cara penyajiannya sangat jauh dibandingkan pelayanan GA di domestik sekalipun!

Penerbangan Amsterdam ke Wina menempuh penerbangan 1 jam 50 menit. Aku perhatikan beberapa wilayah di daratan masih ditutupi hamparan salju.

Belasan tahun lalu, aku sudah pernah dinas terbang ke Wina namun hanya transit sebatas di bandara Wina saja. Perjalanan kali ini sangat berbeda karena ini kali pertama aku mengunjungi kota Wina untuk beberapa hari.

Wina Austria, 13 April 2013,
Salam hangat,
NV
Powered by Telkomsel BlackBerry®

3 comments:

  1. waauuu kalo baca tulisanm aku jadi pengen berangkat boss

    ReplyDelete
  2. Mr / Mrs Anonymous,

    Insyallah, someday............

    Terima kasih,
    NV

    ReplyDelete
  3. Pak, terima kasih atas infonya, saya sudah lama ingin pergi ke Wina, semoga saya bisa mewujudkannya kelak.

    ReplyDelete