Mari belajar dari kisah
pengembaraan Jenderal Sun Tzu. Bertahun-tahun mengembara, Sun Tzu telah
mengalami banyak sekali kejadian. Ia pernah menjadi budak, pelayan, pedagang,
prajurit, bahkan menjadi pejabat pemerintahan. Pahit getirnya kehidupan dia
jalani demi sebuah cita-cita, demi sebuah karir. Berbekal pengalaman itulah
akhirnya Sun Tzu berhasil menyelesaikan karya tulisnya, yaitu 13 Bab Strategi
Perang.
Apa yang bisa dipetik dari
pengalaman perjalanan Sun Tzu itu? Makna dari pengembaraan Sun Tzu itu adalah,
seseorang boleh mengalami pahit getirnya perjalanan hidup. Tetapi dia tidak
boleh berhenti dan tidak boleh kehilangan tujuannya semula. Tidak boleh
kehilangan arah cita-citanya. Tidak boleh kehilangan impiannya.
Jadi, kita harus berani membayar
harga dari sebuah cita-cita yang besar, sebab cita-cita selalu membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan. Selain perjuangan dan pengorbanaan, cita-cita besar
membutuhkan ketekunan, keuletan, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang luar biasa.
Cita-cita yang besar adalah
cita-cita yang sanggup memberi kekuatan luar biasa kepada seseorang untuk
menjalani hidup yang keras. Sebuah impian yang pasti mempunyai suatu titik
target yang pantas dikejar. Cita-cita besar tidak mungkin dicapai hanya dengan
target kecil serta usaha yang biasa-biasa saja. Cita-cita besar, impian besar,
harus diraih melalui target-target yang menggairahkan. Target yang mendorong
kita mengerahkan seluruh daya upaya kita. Target yang mampu menyemburkan hasrat
sangat kuat untuk meraihnya. Membuat kita berusaha sekeras-kerasnya. Bahkan
membuat kita berani memaksa diri kita sampai target itu tercapai.
Sebab seperti kata-kata mutiara
yang saya tuliskan; “Jika kita keras di
dalam, maka kehidupan akan lunak kepada kita. Sebaliknya, jika kita lunak di
dalam maka kehidupan akan begitu keras kepada kita”.
Cita-cita yang besar tidak bisa diraih dengan sikap mental yang lunak.
(Sumber: Membayar Harga Sebuah Cita-cita oleh Andrie Wongso)Cita-cita yang besar tidak bisa diraih dengan sikap mental yang lunak.
Saur Yuuuuuk,
Doa hari – 18
Yaa Allah! Sadarkanlah aku akan
berkah-berkah yang terdapat di saat sahurnya. Dan sinarilah hatiku dengan
terang cahayanya dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat
mengikuti ajaran-ajarannya, Demi cahaya-Mu Wahai Penerang hati para arifin.
Salam,NV
No comments:
Post a Comment