Tuesday, July 16, 2013

Saur Yuuuuuk DAY 7


Dear Sahabat,

Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka. Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan  para pemegang saham.


Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 4 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang  masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat!" John menengok kearahnya dan berkata, "Wah,  buku baru ya?".

"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong!".

"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.


Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy". Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya".

"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."

"Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan."
 

John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku di sebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali John mengacuhkan anaknya. Tiba-tiba Magy mulai lagi "Tapi Papa, gambarnya  bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka".

"Magy,  sekali lagi Ayah bilang, Lain kali!" dengan agak keras John membentak  anaknya.

 
Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali". Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut  tangannya, menaruh bukunya di pangkuan sang Ayah sambil berkata "Kapan saja  Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk  Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa ikut dengar".

John hanya diam.

 
Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian  mengalah. Magy yang baru berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil diatas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya  yang keras ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar". Dan karena itulah John  mulai membuka buku cerita yang diambilnya, dari tumpukan mainan Magy di  pojok ruangan.

 
Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. John sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap  pemuda mabuk yang dengan kencangnya mengendarai mobilnya yang menabrak tubuh putrinya di jalan depan rumah.


John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup  keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...

 
Saat semuanya telah terjadi, memang penyesalanan sudah sangat terlambat.


Saur Yuuuuuk,

Doa hari – 7

Yaa Allah! Bantulah aku untuk melaksanakan puasanya, dan ibadah malamnya.  Jauhkanlah aku dari kelalaian dan dosa-dosanya.

Dan berikanlah aku dzikir berupa dzikir mengingat-MU secara berkesinam-bungan, dengan Taufiq- MU, Wahai Pemberi Petunjuk orang-orang yang sesat.

Salam,
NV

No comments:

Post a Comment