Dear Sedulurs,
Serial artikel Saur
Yuuuuuk sebenarnya diterbitkan tahun 2009, 2010 dan 2011 sebagai bacaan ringan
pengantar makan sahur. Awalnya seperti “main-main” lalu dalam perjalanannya
rupanya banyak diminati.
Tahun 2012, serial Saur
Yuuuuuk absen mengudara karena berbagai kesibukan yang kurang memungkinkan
untuk secara berkesinambungan menyusun seluruh artikel setiap hari sepanjang
bulan Ramadhan. Namun atas desakan beberapa anggota Milis, artikel Saur Yuuuuuk
diharapkan turut memeriahkan puasa Ramadhan tahun 2013 ini.
Artikel Saur Yuuuuuk
Ramadhan 2013 yang pertama mengusung tema “Penghormatan kepada Orang Tua”, baik
kepada orang kita maupun kita sebagai orang tua. Artikel yang pertama ini
sengaja dibuat bersambung karena terlalu panjang isinya dan sekaligus sebagai
bonus awal artikel yang seharusnya diterbitkan kemarin pagi sebagai Sahur
Yuuuuuk Day 1.
Sebelum dan
sesudahnya, mohon dimaafkan sekiranya Sahur Yuuuuuk 2013 tak seluruhnya dapat
diedarkan tepat waktu sepanjang Ramadhan 2013.
Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Bersilaturrahim
dan berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketetapan
Kitabullah Al-Qur'an dan Al-Hadits. Allah Ta'ala berfirman: "Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (Al-Isra':
23)
Wa Qadha
Rabbuka berarti suatu perintah yang lazim tidak
bisa ditawar-tawar lagi dan Alla Ta'budu Illa Iyahu berarti perintah
ibadah yang bersifat individu.
Allah
menghubungkan beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua
menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat
baik kepada kedua orang tua) di sisi Allah.
Secara naluri
orang tua dengan suka rela mau mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan
membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan
sempurna dari kedua orang tuanya.
Seorang anak
selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa
tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya, akan tetapi
betapa cepat seorang anak melalaikan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya
disibukkan dengan isteri dan anak sehingga para bapak tidak perlu lagi
menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah
perasaannya atas kewajiban mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya
dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala
yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan
letih.
Maka berbuat
baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang
menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: "Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliha-raanmu". (Al-Isra': 23)
Kibar atau kibarul sin artinya berusia lanjut, umur sudah mulai
menua, punggung sudah mulai membungkuk dan kulit sudah mulai keriput.
'Indaka yang berarti pemeliharaan yaitu suatu kalimat yang menggambarkan
makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa tua, lemah dan tidak
berdaya.
Allah Ta'ala
berfirman: "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka".
(Al-Isra': 23)
Seakan-akan
Allah berfirman; Bersopan santunlah kamu kepada orang tua! Dengan demikian ayat
tersebut mengajarkan sikap sopan agar seorang anak tidak menunjukkan sikap
kasar serta menyakitkan hati atau merendahkan kedua orang tua. Allah Ta'ala
berfirman: "Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia".
Ini tingkatan
yang lebih tinggi lagi yaitu keharusan bagi anak untuk selalu mengucapkan
perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat
serta menghargai. Allah Ta'ala juga berfirman: "Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang".
Seolah-olah
sikap rendah diri memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda
penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya
diperintahkan kepada kedua orang tua, seba-gai pengakuan tulus atas kebaikan
dan jasa-jasanya.
Allah Ta'ala
berfirman: "Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku kasihilah me-reka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al-Isra':
24)
Penyebutan
kondisi masa kecil yang lemah yang membutuhkan perawatan dari kedua orang tua
mengingatkan kepada kondisi yang sama yang sedang dialami orang tua tatkala
menginjak lanjut usia yang selalu membutuhkan kasih sayang dan perawatan
semisal. Lalu memohon kepada Allah agar bisa memberi belas-kasih kepada mereka
berdua sebagai pengakuan atas kekurangan dalam memberi kasihsayang secara
sem-purna dan hanya Allahlah yang bisa memberi kasih-sayang atau perawatan yang
sangat sempurna serta hanya Dialah yang mampu membalas semua kebaikan dengan
sempurna yang tidak mungkin bagi anak untuk melakukannya.
Bukti kasih
sayang Allah banyak sekali yang tampak pada makhluk lain. Suatu contoh cahaya
matahari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses
paru-paru, air berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih
sayang ibu terhadap anaknya yang muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih
sayang Allah Rabb semesta alam.
Orang mulia dan
baik kepada kedua orang tua akan selalu tahu kedudukan serta kemuliaan orang
tua, dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia
bersujud dengan ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia
mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan.
Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua.
Allah Ta'la berfirman: "Dan Kami wajibkan manusia
(berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya . Dan jika kedua-nya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti ke-duanya". (Al-Ankabut: 8).
Orang tua adalah
kerabat terdekat yang mempunyai jasa yang tidak terhingga dan kasih sayang yang
besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar.
Seorang anak
wajib mencintai, menghormati dan memelihara orang tua walaupun keduanya musyrik
atau berlainan agama, keduanya berhak untuk diberi kebaikan dan pemeliharaan
bukan mentaati dan mengikuti kesyrikan atau agamanya. Allah Ta'ala
berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." (Luqman :
14)
Disebutkan
berulang-ulang serta banyak sekali wasiat untuk seorang anak agar berbuat baik
kepada kedua orang tuanya di dalam Al-Qur'an dan wasiat Rasul shallallahu
'alaihi wasallam dan tidak disebutkan wasiat orang tua untuk berbuat baik
terhadap anaknya kecuali sedikit.
Karena kebaikan
dan pengorbanan orang tua berupa jiwa, raga dan kekuatan yang tak terhitung
tanpa berkeluh kesah dan meminta balasan dari anaknya, secara fitrah (naluri
alami) sudah cukup sebagai pendorong kedua orang tua untuk bersikap demikian
tanpa ditekan dengan wasiat. Adapun anak harus selalu diberi wasiat dan
diingatkan agar senantiasa ingat akan jasa-jasa orang yang selama ini telah
mencurahkan jiwa dan raga serta seluruh hidupnya dalam membesarkan dan
mendidiknya. Apalagi seorang ibu selama mengandung mengalami banyak beban berat
sebagaimana firman Allah Ta'ala (ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah), ibu lebih banyak menderita dalam membesarkan dan
mengasuh anaknya, dan penderitaan di saat hamil tidak ada yang bisa merasakan
payahnya kecuali kaum ibu juga.
Al-Bazzar
meriwayatkan hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang lelaki yang
sedang thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam: " Apakah dengan ini saya sudah menunaikan
haknya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Belum!
Walaupun se-cuil".
Dari Al-Miqdam
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah
berwa-siat agar berbuat baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah
berwasiat kepada kalian agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu". (Dishahih-kan
oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah)
Saur
Yuuuuuk
Doa hari –
1
Yaa Allah! Jadikanlah puasaku sebagai puasa
orang-orang yang benar-benar berpuasa. Dan ibadah malamku sebagai ibadah orang-orang
yang benar-benar melakukan ibadah malam. Dan jagalah aku dan tidurnya
orang-orang yang lalai. Hapuskanlah dosaku ... Wahai Tuhan sekalian alam!! Dan
ampunilah aku, Wahai Pengampun para pembuat dosa.
Salam,
NV
No comments:
Post a Comment