Friday, February 8, 2013

Jangan-Jangan Ini Hanya Soal Niat


Jangan-Jangan Ini Hanya Soal Niat

Luasan daerah tangkapan hujan di Pangrango berwarna hijau hampir sama dengan luasan di Jakarta warna merah sekitar 50 km persegi.

Bila intensitas curah hujan  20 mm/jam dan hujan selama 3 jam, maka air yang dialirkan ke Jakarta bila tidak diserap (jadi run off semua) akan terhimpun sebanyak 50.000.000 X 0,02 X 3 = 3 juta m3.

Bila dialirkan ke Jakarta debit air Qjam = 3.000.000/ 24 = 125.000 m3/jam atau Qdetik = 34 m3 /detik.

Sungai-sungai dan saluran-saluran air harus mampu membuang kelaut dengan debit 34 m3/detik agar tak meluap keluar jalur alirannya.

Sementara itu Aliran DAS Ciliwung sbb:

Jika menghendaki Bendungan Katulampa aman maka Segmen-1 di segitiga Ciawi - Cisarua - puncak gunung Pangrango harus dihutankan kembali.

Aliran air yang lewat Bendung Katulampa berasal dari kawasan Puncak, Telaga Warna, Gunung Mas, Taman Safari, Cilember, Ciesek, Cisarua, Cimegamendung. Seluruhnya ada 13 anak sungai.

Dibangun tahun 1887, panjang bendung ini 104 meter, terdiri dari lima pintu irigasi, empat pintu penguras. Ada 10 pintu yang terdiri dari pintu depan berjumlah lima, pintu belakang berjumlah lima, dan penguras berjumlah empat jadi seluruhnya terdapat empat belas pintu.

Menurut
http://herlindh.blogspot.com/2012/10/bendung-katulampa-bogor-jawa-barat.html

Bendung Katulampa ini maksimal dapat dilewati aliran air sebanyak 630.000 liter per detik (630 m3/sec) = 2268000 m3/jam

Bila dibagian hulu daerah tangkapan hujan seluas A = 50 km2, maka bila terjadi hujan air yang terkumpul akan  sejumlah Qjam = A n I, dimana n = jumlah jam dan I = intensitas.

Q jam = Q desain = 2268000 m3/jam

Bila desain mengambil waktu lamanya hujan 1 jam, maka intensitas desain  I = 2.268.000/A.1 = 2.268.000/50.000.000 x 3= 0,030 m/jam atau 30 mm/jam.

Jadi bila intensitas hujan melebihi 30 mm/jam, berarti melebihi kapasitas mengalirkan air dan DAS di hulu Katulampa akan mengalami banjir.

Salah satu yang menyebabkan banjir di Jakarta adalah air yang keluar dari Katulampa tidak dapat dengan cepat dialirkan kelaut, walaupun masih jauh dibawah 630 m3/detik.

Tentu saja, lebih banyak lagi ahli yang dapat menampilkan rumus-rumus yang lebik kompleks.

Lantas bagaimana? Mulai bingung?

 Sementara itu di wilayah Jakarta dsk, sebenarnya telah dibuat berbagai waduk dan kanal-kanal besar untuk mengalirkan air ke laut secara aman.

Berita di Televisi baru saja menyampaikan diperlukan sekitar 17 Trilyun untuk menyelamatkan Jakarta dari banjir dari upaya yang paling kecil berupa; pengerukan sungai, normalisasi sungai dan waduk, pembuatan waduk, sudetan Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, bahkan sampai membangun Dam Raksasa di bibir pantai Laut Jawa yang diharapkan dapat mengamankan ibu kota dari serangan banjir.

Lantas kenapa?

No 1, sudah tahu (sebagai contoh) Bendung Katulampa dibangun th 1887 (dan tentunya bendung2 lain sudah pasti ada datanya).

No 2 sudah tahu area serapan air berupa waduk dan tanah terbuka semakin berkurang.

No 3 sudah tahu ada Master Plan yang berulang kali direvisi dan dikaji

No 4 sudah tahu dimana saja area genangan banjir dari tahun ke tahun.

No 5 Sudah tahu kalau rakyatnya bergaya hidup super jorok menempati area aliran sungai dan waduk bahkan membuang sampah ke sungai semaunya.

No 6 sudah tahu diperlukan koordinasi mencakup area Pemda mana saja dan perlu anggaran 17 Trilyun (sudah tahu juga besar APBN Indonesia)

No 7 sudah tahu juga kalau kita semua tak memiliki Disaster Management yang baik (tahu2 ada orang terendam air sampai mati)

Kesimpulannya, sudah tahu yang kita semua tak punya adalah "niat".......

Niat untuk memelihara yang baik dan niat untuk memutuskan yang benar serta niat berbuat sesuatu demi kebaikan umat.

Jakarta, 22 Januari 2013
Wallahu a'lam,
NV

Catatan: Mas Dodo, terima kasih atas rumus hitungan yang rumit tapi gamblang mudah dicerna

No comments:

Post a Comment