Maling Avtur di Bandara 13 Jan 2013
Setiap pesawat yang parkir menginap (Remain Over
Night) di apron maka dilakukan maintenance program yang disebut Daily
Inspection. Salah satu elemen dari Daily Inspection itu adalah memastikan tak
ada endapan air dalam tangki bahan bakar pesawat terbang. Umumnya pesawat
terbang, tangki bahan bakarnya terletak di seluruh bentangan sayap disebut Main
Tank (Kiri dan Kanan) dan beberapa pesawat dilengkapi dengan Center Tank atau
Auxiliary Tank yang letaknya di perut pesawat antara Sayap Kiri dan Sayap
Kanan.
Petugas teknik biasanya akan membuka sedikit Fuel
Drain yang terletak di bagian bawah tangki bahan bakar dengan tujuan untuk
mengeluarkan endapan air dalam tangki. Tentu saja, bahan bakar yang keluar
harus ditampung dalam ember agar tak membasahi pelataran apron.
Nah, proses draining ini dilakukan manual serba
kira-kira sehingga ada saja yang nge-drain terlalu banyak (entah sengaja atau
tidak) sampai ember penuh berisi avtur.
Idealnya avtur bekas drain tsb diperiksa secara
seksama apakah ada kandungan air?
Avtur bekas drain tsb dikumpulkan pada suatu wadah
(biasanya drum besar) namun ada saja yang "curi-curi" membawa pulang
avtur bekas drain ke rumah karena sebenarnya oktan avtur tak terlalu beda
dengan minyak tanah, sehingga lumayan untuk pengganti minyak tanah gratisan
buat kompor di rumah.
Aku menyebutnya sebagai "maling
kecil"......
Yang harus dihindari itu adalah menggunakan avtur
bekas drain untuk dimasukkan lagi dalam pesawat terbang!
Maling Avtur jenis kedua adalah para pengepul Avtur
bekas drain untuk dibawa keluar area bandara dalam jumlah besar untuk komoditi
perdagangan gelap. Ini jelas permainan terencana antara petugas teknik,
security maskapai dan security bandara.
Sampai disini, perlu dijelaskan bahwa keamanan
perimeter pesawat adalah tanggung-jawab maskapai, sedangkan security bandara
bertanggung jawab keamanan di area Air Side dan Land Side suatu bandara.
Namun ada saja maskapai yang "nakal"
mengabaikan keamanan pesawat terbang dan aset lainnya diserahkan begitu saja
pada keamanan bandara.
Maling Avtur jenis ketiga agak terpelajar.
Pesawat terbang dilengkapi indikasi isi tangki
bahan bakar yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk indikator "berat"
dengan satuan; Pound atau Kilogram.
Sementara itu supplier avtur (kalau di Indonesia
adalah Pertamina Aviation) umumnya mempergunakan satuan Liter (supplier di luar
negeri mempergunakan Liter atau Quarts).
Berdasarkan rumusan Bobot = Volume X Berat Jenis,
maka kedua perhitungan itu dilakukan verifikasi.
NOTE: Berat Jenis benda cair selalu dipengaruhi
faktor temperatur dan tekanan udara. Berat Jenis Avtur di Indonesia rata-rata
sekitar 0,78.
Nah, atas dasar ini, beberapa teknisi pesawat
terbang (kata orang "oknum") melakukan kelalaian disengaja dimana
Berat Jenis ini dirubah-rubah semaunya sehingga jumlah bahan bakar dalam liter
dinaikkan (dengan harapan ditemukan beratnya sesuai kebutuhan suatu
penerbangan). Selisih jumlah liter tsb kemudian "dimainkan" dengan
supplier dan dilipat dalam bentuk uang!
Pilotnya tak tahu-menahu karena indikasi di kokpit
sudah "klop" beratnya sesuai permintaan.
Serupa dengan "permainan berat jenis",
untuk wilayah Indonesia Timur dimana avtur dibeli mempergunakan drum (tak ada
truk avtur) maka biasanya ada permainan 2 atau 3 pihak antara pilot, teknisi
dan dispatcher. Ini permainan penggelapan bahan bakar yang terjadi internal maskapai.
Umumnya selisih antara jumlah avtur yang "tercatat" naik dalam
pesawat dengan jumlah avtur yang sebenarnya diorder "dimainkan"
dimana hasilnya berupa "uang yang dilipat" dibagi dengan perbandingan
60% buat pilot dan 40% petugas darat.
Maling Avtur jenis keempat atau kaum Intelektual
biasanya dilakukan oleh bagian Pengadaan Kantor Pusat maskapai dengan Pusat
Penjualan Avtur. Ini permainan dari tingkat komisi sampai proses verfikasi
bayar tagihan. Permainan jenis terakhir ini hanya dimainkan kaum berdasi dan
diluar jangkauan para pelaku di lapangan.
Sekedar tahu, sekitar th 1985an, aku pernah
melakukan survey investigatif atas kehilangan avtur dengan modus jenis 1, 2 dan
3.
Rata-rata "kehilangan" avtur sekitar 100
sd 300 liter setiap penerbangan GA di domestik saja.
Atas dasar itu, diberlakukan penggunaan Fuel Order
jenis baru dimana order fuel harus diminta oleh pilot dalam bentuk
"liter" (volume) sehingga tak ada kesempatan mempermainkan berat
jenis maupun sisa bahan bakar dari penerbangan sebelumnya (perhitungannya
dibuat "klop-klopan" antara penerbangan sebelumnya dengan penerbangan
berikutnya) sehingga tak ada kehilangan menyolok akibat fuel drain.
Sebagai akibat perubahan pola Fuel Order jenis baru
yang harus ditanda-tangani 3 pihak; pilot, teknisi dan supplier maka
"kehilangan" bahan bakar dapat diminimalisir namun aku nyaris
dimusuhi semua teknisi yang terusik bisnis sampingan jualan avtur bekas he he
he
Jadi yang namanya maling ya tetap maling, mau oknum
ataupun komplotan. Hal begini tak dapat ditolerir karena bagian dari integritas
seseorang apalagi ini menyangkut profesi.
Sudut pandang yang lain, perimeter pesawat
merupakan area terbatas yang harus dijaga keamanannya. Jika ada kegiatan
"maling" avtur maka sesungguhnya sistim keamanan maskapai tsb patut
dipertanyakan karena berarti keamanannya sangat "terbuka" sehingga
mudah "disusupi".
Jakarta, 13 Januari 2013
Suwun,
NV
No comments:
Post a Comment