Menyeberang Jalan 27 Nopember 2012
Seorang Sahabat menuliskan sbb:
"Budaya
sebuah bangsa nampak dari cara masyarakatnya berlalu lintas dan mengemudikan
kendaran"..demikian "jarene" wong sing pinter... tentang
perilaku manusia Indonesia dalam berlalu lintas.
Dahulu ketika
jalan jalan masih lebar dan jumlah kendaraan yg masih sedikit, mengemudikan
kendaraan bukan sesuatu yg secara "fisik dan psikis" mempengaruhi
perilaku kita. Maka manusia jaman dahulu lebih mudah utk berperi laku
"sabar", tidak harus "memotong jalan orang lain" atau
bahkan "peduli" kepada pengendara lain ....
"etika"
dan "disiplin" masih menjadi panutan dalam berlalu lintas.
Saat ini
jalan raya adalah "the killing fields" dan sekaligus "Character
Building" dari anak anak generasi penerus bangsa...pengemudi motor yg ugal
ugal an..pengemudi truk dan bus yg berperi laku sperti "penguasa
jalanan"...serta bahkan "pengemudi mobil mewah"..yg berperi laku
seperti "koboi"...adalah hal yg ditemui setiap hari..."menghalalkan
segala cara" utk mencapai tujuan...langgar lampu merah....tidak berhenti
ketika ada orang menyeberang di ZEBRA CROSS" ...adalah pemandangan
biasa...
pasar
tumpah,...angkutan yg berhenti ditanda larangan berhenti...klakson mobil/motor
yg dibunyikan utk "menyuruh" org lain minggir......sungguh
memuakkan...!!! khas kombinasi perencanaan pengendalian dan pengawasan yg
buruk...ditengah "pertumbuhan" ekonomi bangsa..!!
Apa akibatnya
???...Budaya main serobot, menghalalkan segala cara, sikut kiri kanan menjadi
sebuah arena "pembentukan karakter" seseorang...dan inilah
"potret" yg akhirnya menjadi biang keladi segala permasalahan
sosial....yg diterapkan sehari hari dimasyarakat, dunia bisnis, dan
pemerintah...lalu lahirlah budaya negatip.,..yg kita keluhkan sehari hari..
POKOKE RUNYAM
....apakah ke "kacau" an dan ke "galau"an ini bisa berhenti
???? jawabnya BISA hanya kita perlu "Leadership" dan "penegakkan
hukum".....dan partisipasi masyarakat utk disiplin dan mendukung
kepemimpinan.
Indonesia
menyongsong hari esok yg cerah dan bermartabat....!!!!
Aku pikir pengendara kendaran, roda empat maupun
roda dua yang paling ugal-ugalan itu adanya justru di Indonesia atau bahkan
lebih tepatnya di berbagai kota besar di Indonesia.
Jangankan budaya selamat, budaya tertib, malu dan
penghormatan apalagi bagi pejalan kaki sudah merupakan perilaku langka di
Indonesia yang konon terkenal dengan keramah-tamahan dan tepo-sliro.
Suatu hari aku berada di trotoar jalanan kota
Jeddah negeri gemah ripah loh jinawi pusat dari pusat turunnya wahyu Illahi.
Kaki kanan maju selangkah, urung ditarik lagi, kaki
kiri maju selangkah aku tarik pula. Tak satupun pengemudi peduli akan pejalan
kaki yang ingin menyebrang jalan meskipun tak terlalu lebar.
Lama termangu di pinggir jalan menunggu belas
kasihan pengemudi kendaraan yang melintas untuk memberiku sekedar kesempatan
menyeberang tanpa membuat mereka terlambat sampai tujuan.
Mereka melintas dan seperti pengemudi yang buta
mata...
Aku separuh menutup mata dan mulai melangkah
menyeberangi jalan.......
Tiba-tiba, seorang pejalan kaki warga lokal menarik
pundakku dari belakang dan membisikkan kata-kata "Sohib, di negri ini para
pengemudi kendaraan seolah berlomba mendapat hadiah jika bisa menabrak pejalan
kaki yang menyeberangi jalan raya"
Adeuh........
Jakarta 27 Nopember 2012
Sukron,
NV
No comments:
Post a Comment