Perjalanan ke Siem Reap Kamboja DAY 1 tanggal 17
Nopember 2012
Pesawatku, Airbus A330-300 mendarat mulus di
bandara Siem Reap International Kamboja sekitar pukul 19:35 waktu setempat yang
mana tak ada perbedaan waktu dengan Jakarta.
Aku perhatikan dari jendela pesawat, daratan
Kamboja sangat datar yang mayoritas terdiri dari persawahan hijau dan ada
beberapa waduk buatan sepertinya untuk tujuan irigasi serta sebuah danau asli
terbentang memanjang. Danau Tonle Sap yang konon merupakan danau terbesar di
Asia.
Luas wilayah kerajaan Kamboja hanya 181.035 km
persegi berbatasan dengan Thailand di sebelah Utara Barat Laut, Laos pada Utara
Timur Laut dan Vietnam pada sebelah Timur serta sebagian wilayah Barat Daya
langsung berbatas Teluk Vietnam.
Ibukota Kamboja adalah Phnom Penh yang dijuluki the
Pearl of Asia merupakan kota terbesar di Kamboja.
Sementara, Siem Reap (baca Sim Rip yang artinya
"mengalahkan negeri Thailand atau Siam) merupakan sebuah kota mungil
dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa dari seluruh populasi 14 juta jiwa negeri
Kamboja, merupakan kota pusat turis atau kota wisata.
Turisme merupakan unggulan ekonomi Kamboja dimana
penduduknya 95% adalah bertani atau agraris.
Salah satu ikon terkenal di Siem Reap adalah candi
atau pagoda Angkor Wat yang merupakan komplek candi Hindu terbesar di dunia
setara dengan Borobudur di Indonesia.
Seorang pemuda yang mengaku bernama Shela mantan
guru Bahasa Inggris di Siem Reap mengantarkan kami ke hotel menyusuri jalanan
yang tertata rapi, lurus-lurus dan lengang sambil bercerita mengenai sejarah
negeri Kamboja dan terbentuknya kota Siem Reap.
Di jalan raya menuju kota terlihat hotel-hotel
mewah dan besar mirip suasana di Bali yang menandai kota Siem Reap sebagai kota
tujuan wisata. Mayoritas hotel-hotel tsb bukan jaringan hotel kenamaan dunia
namun dapat dipastikan cukup mewah setara bintang 5 yang dikelola oleh
manajemen hotel profesional. Beberapa hotel dan resort wisata rata-rata
dikelola oleh warga asing, diantaranya Singapura, Jepang, Korea Selatan,
Australia dan konon salah satu hotel termahal justru dikelola (dimiliki) oleh
warga Indonesia yakni hotel Amansara yang konon bertarip USD 1.200 per malam!
Logat bicara warga Kamboja terdengar mirip bahasa
Thailand atau Vietnam, namun mereka mengatakan bahwa bahasa utama mereka adalah
bahasa Khmer yang sama sekali berbeda dengan bahasa Thailand atau Vietnam.
Mata Uang yang dipergunakan namanya Riel dimana 1
KHR setara dengan IDR 2.400.
Kota Siem Reap memang sedang giat-giatnya menyambut
turis manca negara.
Rasa lelah, kantuk dan lapar mengiriku memasuki
sebuah hotel di pusat kota Siem Reap dan aku ingin segera menjelajahi negeri
ini esok hari.
Siem Reap, 17 Nopember 2012
Salam,
NV
No comments:
Post a Comment