Sunday, December 2, 2012

Seri 7 Perjalanan ke Universal Studio Japan, DRI dan Mosaic di Pelabuhan Kobe 29 Agustus 2012



Seri 7 Perjalanan ke Universal Studio Japan, DRI dan Mosaic di Pelabuhan Kobe 29 Agustus 2012
(Tulisan ini sudah dipublikasikan pada beberapa millis tanggal 29 Agustus 2012)

Pagi-pagi kami meninggalkan hotel yang terletak di kawasan Koshien daerah pinggiran Barat kota Osaka menuju ke stasiun kereta terdekat. Tak seperti di Tokyo, transportasi kereta dan subway di Osaka agak membingungkan bagi orang asing pendatang seperti kami. Kebanyakan kereta api dan subway tak terintegrasi menjadi satu kesatuan sistim, utamanya pada pola pembayaran tiket maupun jurusan perjalanan.

Kami menaiki jalur kereta Hanshin Namba Line meninggalkan Koshien dan transit di stasiun Nishikujo kemudian beralih kereta tujuan JR Yumesaki Line ke Universal Studio.

Universal Studio Japan (disingkat USJ) di Osaka lumayan besar dan lengkap dengan tiket masuk seharga JPY 6,400 per orang dewasa menjadi JPY 19,200 atau setara IDR 2,3 juta untuk bertiga.

Sesampai di USJ, kami menitipkan tas dan ransel bawaan ke Locker yang disediakan dengan tarif sewa JPY 400.

Kawasan taman hiburan USJ terbagi beberapa area, misalnya; Hollywood, New York, Amity Village, San Fransisco, Jurassic Park, Water World dan Parkwide (saya tak mempunyai informasi luas areal USJ). Masing-masing area memiliki karakteristik atraksi dan tontonan yang berbeda.

Memasuki gerbang USJ kami sudah disuguhi teriakan histeris para pengunjung yang menaiki Roller Coster the Hollywood Dream Ride yang meliuk-liuk naik-turun berputar dan berbalik-balik.

Kami lebih menyukai tontonan 3D Animation atau atraksi yang sedang populer, misalnya saja Shrek 4-D Adventure, Terminator 2; 3-D, the Amazing Adventures of Spider-Man yang lumayan panjang antrinya. Ada beberapa atraksi yang menghebohkan antara lain Back to the Future, Backdraft, Jurassic Park Jaws, WaterWorld dan taman Hello Kitty’s.

Terlalu panjang untuk menceritakan seluruh fasilitas yang ada di USJ ini, yang pasti USJ merupakan salah satu destinasi wisata yang tak boleh dilupakan karena disitulah salah satu keistimewaan teknologi Jepang.

Sekitar pukul 4 sore kami meninggalkan USJ menuju ke kota pelabuhan Kobe dimana salah satu tempat yang ingin kami kunjungi salah satu gedung yang bernama DRI atau Disaster Reduction and Human Renovation Institution.

Masyarakat Kobe atau Jepang pada umumnya akan selalu mengingat gempa besar tanggal 17 Januari 1995 yang mendera kota Kobe.

Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji adalah gempa Bumi yang terjadi di Jepang pada tanggal 17 Januari 1995 pukul 5:46:42 pagi dengan episentrum di sebelah utara Pulau Awaji yang terletak di bagian selatan Prefektur Hyogo. Gempa Bumi disebabkan oleh tiga buah lempeng: lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia yang saling bertabrakan. Gempa Bumi yang berlangsung selama 20 detik ini mengakibatkan kerusakan besar kota Kobe yang terletak sekitar 20 km dari pusat gempa.

Gempa Bumi memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa Bumi terburuk di Jepang sejak Gempa Bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang.

Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji menimbulkan korban jiwa dan kerusakan dalam skala besar di daerah Hanshin (Kobe, Ashiya, Nishinomiya, Takarazuka, Amagasaki, Itami), pulau Awaji, dan kota Toyonaka yang terletak di Prefektur Osaka.

Total kerugian dan korban tercatat sbb:

·         Korban jiwa: 6.434 orang, korban hilang: 3 orang, luka berat-ringan: 43.792 orang

·         Korban yang mengungsi: di atas 300.000 orang

·         Total kerusakan rumah tinggal: 250.000 bangunan dengan perincian 104.906 hancur total, 144.274 hancur sebagian, 390.506 bangunan rusak, sekitar 460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggal mengalami kerusakan

·         Korban akibat kebakaran: 7,483 bangunan terbakar habis, di antaranya 6.148 bangunan tempat tinggal (rumah dan apartemen), 9.017 keluarga kehilangan tempat tinggal

·         Kerugian lain: jalan dan jalan raya mengalami kerusakan di 10.069 tempat, 320 bangunan jembatan mengalami kerusakan, kerusakan pinggiran sungai di 430 tempat, tanah longsor di 378 tempat.

·         Total kerugian: JPY 10 triliun, sebesar 2.5% dari GDP Jepang pada saat itu.

Kerusakan bangunan dan sarana jalan sbb:

·         Gempa Bumi mengakibatkan infrastruktur yang disebut "lifeline", seperti jalan, jalur kereta api, listrik, air minum, gas, dan telekomunikasi menjadi lumpuh total.

·         Kebakaran besar menyusul gempa Bumi ditambah terjadinya badai api hampir memusnahkan semua bangunan rumah tinggal di distrik Shin-Nagata kota Kobe

·         Di kota Nishinomiya, rumah-rumah tinggal yang dibangun di atas punggung bukit terbawa tanah longsor sehingga memakan korban jiwa dalam jumlah besar.

·         Foto stasiun KA JR Rokkomichi yang hancur dan foto stasiun Hankyu Itami yang runtuh bersama kereta api yang siap berangkat di saat terjadinya gempa pada pukul 05:46 pagi menjadi bukti-bukti kekuatan Gempa Bumi besar Hanshin. Foto jalan layang Hanshin Expressway yang runtuh juga mendominasi halaman utama surat kabar di seluruh dunia di hari-hari sesudah gempa Bumi terjadi.

·         Jaringan kereta api juga mengalami kerusakan berat, hanya sepertiga dari rel kereta api antara Osaka dan Kobe yang dapat dipakai. Jalur KA Hanshin mengalami kerusakan yang paling parah karena sebagian besar tiang penyangga rel yang dibangun pada tahun 1967 tidak didesain untuk tahan gempa. Tiang-tiang penyangga rel banyak yang runtuh menimpa jalan raya di bawahnya sehingga jalan tidak dapat dilewati. Stasiun KA bawah tanah Daikai yang ada di kota Kobe juga amblas mengakibatkan jalan raya yang ada di atasnya ikut runtuh.

·         Jalan layang Hanshin Expressway yang menghubungkan Osaka dan Kobe runtuh sebanyak 10 ruas jalan di tiga tempat, sehingga jalur lalu lintas ke/dari kota Kobe putus. Pelabuhan Kobe juga mengalami kerusakan sehingga kegiatan bongkar-muat tidak dapat dilakukan. Sebagian besar jalan tol pelabuhan juga runtuh dan baru bisa dibuka kembali pada tanggal 30 September 1996.

·         Jalan Meishin Expressway yang menghubungkan Nagakute di luar kota Nagoya (Prefektur Aichi) dengan Nishinomiya hanya mengalami kerusakan ringan, tapi sempat ditutup selama beberapa minggu untuk kendaraan umum kecuali kendaraan yang mengangkut bantuan.

·         Tiang penyangga rel kereta Shinkansen yang terletak tinggi di atas tanah mengalami kerusakan, sehingga jalur kereta Shinkansen ke Jepang bagian barat terputus, tapi Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas pulau buatan tidak mengalami kerusakan.

·         Jembatan Akashi-Kaikyo yang sedang dibangun di dekat episentrum gempa tidak mengalami kerusakan, tapi rentang jembatan bertambah lebar 1 meter akibat menjauhnya lempeng tektonis.

Jumlah relawan yang membantu korban gempa Bumi rata-rata sekitar 20.000 orang per hari. Dalam 3 bulan pertama, total relawan yang datang membantu sekitar 1.170.000 orang. Pemerintah Jepang kemudian menetapkan tanggal 17 Januari sebagai Hari Relawan dan Penanggulangan Gempa Bumi.

Upacara peringatan detik-detik terjadinya gempa Bumi di kota Kobe, pada tanggal 17 Januari setiap tahunnya diadakan berbagai upacara untuk mengenang korban Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji.

Kobe Luminarie adalah acara tahunan berupa iluminasi yang dilangsungkan di kota Kobe setiap bulan Desember. Lampu-lampu berwarna-warni dirangkai menjadi berbagai variasi motif dan bentuk seperti pintu gerbang dan bagian depan gereja.

Di pagi hari tanggal 17 Januari, upacara peringatan detik-detik terjadinya gempa Bumi diadakan di lapangan kota Kobe dengan menyalakan ratusan batang lilin di dalam potongan bambu yang disusun membentuk angka 1.17 (cara penulisan tanggal dalam bahasa Jepang untuk bulan Januari tanggal 17). Di malam harinya, upacara peringatan yang serupa juga dilangsungkan di tempat lain

Kami mengunjungi gedung pusat DRI di Kobe dalam rangka ingin mengetahui situasi saat itu dan bagaimana sigapnya masyarakat serta pemerintah Jepang membangun kembali infrastruktur serta bangunan dan lebih hebat lagi mengembalikan moral masyarakat Kobe. Hari ini bekas-bekas kerusakan itu sudah tak ada lagi karena sudah dibangun kembali dengan cepat dan dalam kondisi serta konstruksi yang tahan gempa sejak tahun 1997.

Hati saya miris membandingkan kesigapan masyarakat Kobe dengan apa yang terjadi pada Tsunami Aceh serta Gempa Bumi Padang Sumatera Barat.

Hari sudah menjelang malam...............

Kami menuju area nongkrong ke taman jajanan Mosaic di pelabuhan Kobe yang suasananya sangat romantis dan indah pada senja hari ini. Tempat ini tepat berada dicelukan teluk Osaka tempat bertambatnya Dinner Cruiser. Tujuan kami adalah resto Kobe Beef untuk menikmati nikmatnya daging sapi khas Kobe yang sangat tersohor di dunia.

Membicarakan Daging Sapi Kobe kita harus menengok ke daerah Tajima.

Tajima terkenal sebagai pusat peternakan sapi yang dikenal dengan merek dagang Kobe Beef (daging sapi Kobe) yang dikenal di Tajima sebagai Tajima Beef (daging sapi Tajima). Tajima juga terkenal dengan berbagai tempat pemandian air panas (onsen), pantai yang indah dan tempat bermain ski. Industri perikanan, kehutanan, pertanian, dan pariwisata merupakan sumber penghasilan utama Tajima.

Daging Sapi Kobe yang sebenarnya dibangkitkan dari generasi Tajima-Ushi hitam sapi Wagyu diproduksi hanya di Prefektur Hyogo di Jepang. Hal ini dibesarkan menurut rahasia dan tradisi yang ketat. Konon, sapi-sapi diberi bir dan gandum dan menghasilkan daging begitu lembut. Harga daging sapi ini bisa mencapai hingga USD 600 per kilogram. Sapi ini berkembang biak secara genetis cenderung menghasilkan persentase yang lebih tinggi berminyak, lemak tak jenuh daripada sapi jenis lain yang dikenal di dunia. Trik lain khusus dalam produksi daging ini adalah sapinya dipijat setiap hari oleh pemiliknya.

Rasanya ya memang lembut luar biasa.................

Salam dari Osaka, 29 Agustus

 

No comments:

Post a Comment