Seri 7 Perjalanan ke Universal
Studio Japan, DRI dan Mosaic di Pelabuhan Kobe 29 Agustus 2012
(Tulisan ini sudah dipublikasikan pada beberapa millis tanggal 29 Agustus 2012)
Pagi-pagi kami meninggalkan hotel yang terletak di kawasan Koshien daerah
pinggiran Barat kota Osaka menuju ke stasiun kereta terdekat. Tak seperti di
Tokyo, transportasi kereta dan subway di Osaka agak membingungkan bagi orang
asing pendatang seperti kami. Kebanyakan kereta api dan subway tak terintegrasi
menjadi satu kesatuan sistim, utamanya pada pola pembayaran tiket maupun
jurusan perjalanan.
Kami menaiki jalur kereta Hanshin Namba Line meninggalkan Koshien dan
transit di stasiun Nishikujo kemudian beralih kereta tujuan JR Yumesaki Line ke
Universal Studio.
Universal Studio Japan (disingkat USJ) di Osaka lumayan besar dan lengkap
dengan tiket masuk seharga JPY 6,400 per orang dewasa menjadi JPY 19,200 atau
setara IDR 2,3 juta untuk bertiga.
Sesampai di USJ, kami menitipkan tas dan ransel bawaan ke Locker yang
disediakan dengan tarif sewa JPY 400.
Kawasan taman hiburan USJ terbagi beberapa area, misalnya; Hollywood, New
York, Amity Village, San Fransisco, Jurassic Park, Water World dan Parkwide
(saya tak mempunyai informasi luas areal USJ). Masing-masing area memiliki karakteristik
atraksi dan tontonan yang berbeda.
Memasuki gerbang USJ kami sudah disuguhi teriakan histeris para pengunjung
yang menaiki Roller Coster the Hollywood Dream Ride yang meliuk-liuk naik-turun
berputar dan berbalik-balik.
Kami lebih menyukai tontonan 3D Animation atau atraksi yang sedang populer,
misalnya saja Shrek 4-D Adventure, Terminator 2; 3-D, the Amazing Adventures of
Spider-Man yang lumayan panjang antrinya. Ada beberapa atraksi yang
menghebohkan antara lain Back to the Future, Backdraft, Jurassic Park Jaws,
WaterWorld dan taman Hello Kitty’s.
Terlalu panjang untuk menceritakan seluruh fasilitas yang ada di USJ ini,
yang pasti USJ merupakan salah satu destinasi wisata yang tak boleh dilupakan
karena disitulah salah satu keistimewaan teknologi Jepang.
Sekitar pukul 4 sore kami meninggalkan USJ menuju ke kota pelabuhan Kobe
dimana salah satu tempat yang ingin kami kunjungi salah satu gedung yang
bernama DRI atau Disaster Reduction and Human Renovation Institution.
Masyarakat Kobe atau Jepang pada umumnya akan selalu mengingat gempa besar
tanggal 17 Januari 1995 yang mendera kota Kobe.
Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji adalah gempa Bumi yang terjadi di Jepang
pada tanggal 17 Januari 1995 pukul 5:46:42 pagi dengan episentrum di sebelah
utara Pulau Awaji yang terletak di bagian selatan Prefektur Hyogo. Gempa Bumi
disebabkan oleh tiga buah lempeng: lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan
lempeng Eurasia yang saling bertabrakan. Gempa Bumi yang berlangsung selama 20
detik ini mengakibatkan kerusakan besar kota Kobe yang terletak sekitar 20 km
dari pusat gempa.
Gempa Bumi memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang yang sebagian besar
merupakan penduduk kota Kobe. Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa
Bumi terburuk di Jepang sejak Gempa Bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban
jiwa 140.000 orang.
Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji menimbulkan korban jiwa dan kerusakan dalam
skala besar di daerah Hanshin (Kobe, Ashiya, Nishinomiya, Takarazuka,
Amagasaki, Itami), pulau Awaji, dan kota Toyonaka yang terletak di Prefektur
Osaka.
Total kerugian dan korban tercatat sbb:
·
Korban
jiwa: 6.434 orang, korban hilang: 3 orang, luka berat-ringan: 43.792 orang
·
Korban
yang mengungsi: di atas 300.000 orang
·
Total
kerusakan rumah tinggal: 250.000 bangunan dengan perincian 104.906 hancur
total, 144.274 hancur sebagian, 390.506 bangunan rusak, sekitar 460.000
keluarga kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggal mengalami kerusakan
·
Korban
akibat kebakaran: 7,483 bangunan terbakar habis, di antaranya 6.148 bangunan
tempat tinggal (rumah dan apartemen), 9.017 keluarga kehilangan tempat tinggal
·
Kerugian
lain: jalan dan jalan raya mengalami kerusakan di 10.069 tempat, 320 bangunan
jembatan mengalami kerusakan, kerusakan pinggiran sungai di 430 tempat, tanah
longsor di 378 tempat.
·
Total
kerugian: JPY 10 triliun, sebesar 2.5% dari GDP Jepang pada saat itu.
Kerusakan bangunan dan sarana jalan sbb:
·
Gempa
Bumi mengakibatkan infrastruktur yang disebut "lifeline", seperti
jalan, jalur kereta api, listrik, air minum, gas, dan telekomunikasi menjadi
lumpuh total.
·
Kebakaran
besar menyusul gempa Bumi ditambah terjadinya badai api hampir memusnahkan
semua bangunan rumah tinggal di distrik Shin-Nagata kota Kobe
·
Di
kota Nishinomiya, rumah-rumah tinggal yang dibangun di atas punggung bukit
terbawa tanah longsor sehingga memakan korban jiwa dalam jumlah besar.
·
Foto
stasiun KA JR Rokkomichi yang hancur dan foto stasiun Hankyu Itami yang runtuh
bersama kereta api yang siap berangkat di saat terjadinya gempa pada pukul
05:46 pagi menjadi bukti-bukti kekuatan Gempa Bumi besar Hanshin. Foto jalan
layang Hanshin Expressway yang runtuh juga mendominasi halaman utama surat
kabar di seluruh dunia di hari-hari sesudah gempa Bumi terjadi.
·
Jaringan
kereta api juga mengalami kerusakan berat, hanya sepertiga dari rel kereta api
antara Osaka dan Kobe yang dapat dipakai. Jalur KA Hanshin mengalami kerusakan
yang paling parah karena sebagian besar tiang penyangga rel yang dibangun pada
tahun 1967 tidak didesain untuk tahan gempa. Tiang-tiang penyangga rel banyak
yang runtuh menimpa jalan raya di bawahnya sehingga jalan tidak dapat dilewati.
Stasiun KA bawah tanah Daikai yang ada di kota Kobe juga amblas mengakibatkan
jalan raya yang ada di atasnya ikut runtuh.
·
Jalan
layang Hanshin Expressway yang menghubungkan Osaka dan Kobe runtuh sebanyak 10
ruas jalan di tiga tempat, sehingga jalur lalu lintas ke/dari kota Kobe putus.
Pelabuhan Kobe juga mengalami kerusakan sehingga kegiatan bongkar-muat tidak dapat
dilakukan. Sebagian besar jalan tol pelabuhan juga runtuh dan baru bisa dibuka
kembali pada tanggal 30 September 1996.
·
Jalan
Meishin Expressway yang menghubungkan Nagakute di luar kota Nagoya (Prefektur
Aichi) dengan Nishinomiya hanya mengalami kerusakan ringan, tapi sempat ditutup
selama beberapa minggu untuk kendaraan umum kecuali kendaraan yang mengangkut
bantuan.
·
Tiang
penyangga rel kereta Shinkansen yang terletak tinggi di atas tanah mengalami
kerusakan, sehingga jalur kereta Shinkansen ke Jepang bagian barat terputus,
tapi Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas pulau buatan tidak
mengalami kerusakan.
·
Jembatan
Akashi-Kaikyo yang sedang dibangun di dekat episentrum gempa tidak mengalami
kerusakan, tapi rentang jembatan bertambah lebar 1 meter akibat menjauhnya
lempeng tektonis.
Jumlah relawan yang membantu korban gempa Bumi rata-rata sekitar 20.000
orang per hari. Dalam 3 bulan pertama, total relawan yang datang membantu
sekitar 1.170.000 orang. Pemerintah Jepang kemudian menetapkan tanggal 17
Januari sebagai Hari Relawan dan Penanggulangan Gempa Bumi.
Upacara peringatan detik-detik terjadinya gempa Bumi di kota Kobe, pada
tanggal 17 Januari setiap tahunnya diadakan berbagai upacara untuk mengenang
korban Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji.
Kobe Luminarie adalah acara tahunan berupa iluminasi yang dilangsungkan di
kota Kobe setiap bulan Desember. Lampu-lampu berwarna-warni dirangkai menjadi
berbagai variasi motif dan bentuk seperti pintu gerbang dan bagian depan
gereja.
Di pagi hari tanggal 17 Januari, upacara peringatan detik-detik terjadinya
gempa Bumi diadakan di lapangan kota Kobe dengan menyalakan ratusan batang
lilin di dalam potongan bambu yang disusun membentuk angka 1.17 (cara penulisan
tanggal dalam bahasa Jepang untuk bulan Januari tanggal 17). Di malam harinya,
upacara peringatan yang serupa juga dilangsungkan di tempat lain
Kami mengunjungi gedung pusat DRI di Kobe dalam rangka ingin mengetahui
situasi saat itu dan bagaimana sigapnya masyarakat serta pemerintah Jepang
membangun kembali infrastruktur serta bangunan dan lebih hebat lagi
mengembalikan moral masyarakat Kobe. Hari ini bekas-bekas kerusakan itu sudah
tak ada lagi karena sudah dibangun kembali dengan cepat dan dalam kondisi serta
konstruksi yang tahan gempa sejak tahun 1997.
Hati saya miris membandingkan kesigapan masyarakat Kobe dengan apa yang
terjadi pada Tsunami Aceh serta Gempa Bumi Padang Sumatera Barat.
Hari sudah menjelang malam...............
Kami menuju area nongkrong ke taman jajanan Mosaic di pelabuhan Kobe yang suasananya
sangat romantis dan indah pada senja hari ini. Tempat ini tepat berada
dicelukan teluk Osaka tempat bertambatnya Dinner Cruiser. Tujuan kami adalah
resto Kobe Beef untuk menikmati nikmatnya daging sapi khas Kobe yang sangat
tersohor di dunia.
Membicarakan Daging Sapi Kobe kita harus menengok ke daerah Tajima.
Tajima terkenal sebagai pusat peternakan sapi yang dikenal dengan merek
dagang Kobe Beef (daging sapi Kobe) yang dikenal di Tajima sebagai Tajima Beef
(daging sapi Tajima). Tajima juga terkenal dengan berbagai tempat pemandian air
panas (onsen), pantai yang indah dan tempat bermain ski. Industri perikanan,
kehutanan, pertanian, dan pariwisata merupakan sumber penghasilan utama Tajima.
Daging Sapi Kobe yang sebenarnya dibangkitkan dari generasi Tajima-Ushi
hitam sapi Wagyu diproduksi hanya di Prefektur Hyogo di Jepang. Hal ini
dibesarkan menurut rahasia dan tradisi yang ketat. Konon, sapi-sapi diberi bir
dan gandum dan menghasilkan daging begitu lembut. Harga daging sapi ini bisa
mencapai hingga USD 600 per kilogram. Sapi ini berkembang biak secara genetis
cenderung menghasilkan persentase yang lebih tinggi berminyak, lemak tak jenuh
daripada sapi jenis lain yang dikenal di dunia. Trik lain khusus dalam produksi
daging ini adalah sapinya dipijat setiap hari oleh pemiliknya.
Rasanya ya memang lembut luar biasa.................
Salam dari Osaka, 29 Agustus
No comments:
Post a Comment