Perjalanan ke Siem Reap Kamboja DAY 2 tgl 18
Nopember 2012
Pagi ini aku terbangun dari tidur yang sangat
lelap. Tak dinyana hari sudah menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit bersamaan
dering Calling Time.
Dalam terang matahari aku perhatikan tanah di daerah
ini berwarna merah batu bata dan lebih seperti pasir dari pada tanah liat
sehingga mudah berterbangan mengakibatkan debu di jalanan.
Aku masih bertanya-tanya dalam hati mengapa jalanan
di kota Siem Reap Kamboja cenderung lurus-lurus dan terkotak-kotak seperti
jalanan di Amerika. Barangkali pula karena daratan yang cenderung datar atau
memang berkat arsitektur tata-kota yang terencana baik sebagai hasil dari
negeri yang tergolong muda setelah merdeka dari kungkungan penjajahan.
Keistimewaan kota Siem Reap adalah banyaknya pagoda
atau candi sehingga dikenal pula sebagai Kota Seribu Candi.
Bus yang kami tumpangi singgah di sebuah tempat
yang disebut Check Point atau lebih tepatnya adalah tempat pembelian Tiket
Masuk area candi. Loket Tiket Masuk tsb sangat unik dimana setiap pengunjung
diharuskan antri satu-persatu untuk dipotret ibarat pas foto dalam Paspor dan
foto tsb kemudian dicetak menjadi satu bagian dari Tiket Masuk.
Pengunjung dapat membeli One Pass Ticket dengan
membayar USD 20 (khusus turis asing) yang mana tiket tersebut berlaku untuk
memasuki seluruh area candi yang tersebar di seantero kota Siem Reap. Tiket
Masuk tsb tidak dijual di masing-masing area komplek candi. Pengunjung yang
kedapatan tak memiliki tiket dapat dikenakan denda sebesar USD 100 dan tetap
harus membeli tiket masuk di Check Point.
Berdasarkan fakta ini saja sudah dapat dihitung
pendapatan kota Siem Reap dari turisme, USD 20 per kepala hanya untuk
mengunjungi candi-candi yang menurut data, rata-rata areal situs candi Angkor
dikunjungi 1 juta turis lokal dan manca negara setahun.
Luas kawasan situs candi Angkor sekitar 1.000 km
persegi merupakan kota pra industri terbesar di dunia dimana berserakan
candi-candi yang termahsyur yang dahulu kala dijadikan Ibu Kota Kamboja.
Kawasan situs candi Angkor sangat asri, rindang dan
tertata rapi yang tampaknya dibebaskan dari berbagai jenis hunian. Kawasan
candi selalu diberi tanda Larangan Merokok suatu hal yang patur dicontoh dalam
melindungi cagar budaya.
Setiap kompleks candi dalam area Angkor selalu
dikelilingi danau buatan yang sengaja dibuat untuk membentengi "kota"
dari serangan musuh.
Tujuan pertama kunjungan kami adalah Candi Ta Prohm
yang merupakan salah candi Budha di kompleks situs candi Angkor (Angkor sendiri
bermakna Ibu Kota yakni asal usul Ibu Kota Kamboja yakni Siem Reap yang
belakangan dipindahkan ke Phnom Penh).
Candi Ta Prohm merupakan salah satu candi di area
situs Angkor Thom yang merupakan situs Budha (candi Budha biasanya ditandai
dengan 4 wajah pada gapura depan). Candi ini dibangun pada jaman Jayavarman VII
(Jaya artinya Menang dan Varma artinya Proteksi atau Perlindungan).
Sangat disayangkan sebagian besar candi Ta Prohm
ini banyak yang rusak atau hilang konon dijarah para penjajah dahulu kala,
khususnya Perancis.
Area candi Ta Prohm luasnya sekitar 650.000 meter
persegi yang terdiri dari beberapa bangunan candi mendatar.
Candi Ta Prohm dibangun dengan banyak sekali
lorong-lorong simetris seperti jaring laba-laba sehingga mudah membuat
pengunjung tersesat di dalamnya.
Keunikan lain, Candi Ta Prohm sudah menjadi satu
kesatuan dengan pepohonan besar dan hutan alam yang menyelimuti area candi.
Banyak akar-akar besar dari pohon kuno yang meliliti bangunan candi sehingga
menjadikan candi Ta Prohm tampil sangat eksotis menjadi pusat buruan para
Photographer.
Selain itu, ukiran relief di Candi Ta Prohm sangat
hidup dan naturalis sehingga dipergunakan sebagai pusat pengambilan film oleh
Angelina Jolie pemeran Lara Croft dalam film laga terkenal the Tomb Raider.
Kami meninggalkan Candi Ta Prohm menuju Angkor Wat
yang letaknya justru lebih dekat ke arah kota Siem Reap.
Cuaca di Siem Reap sebagaimana daerah tropis
lainnya, panas dan hujan silih berganti dengan kelembaban yang relatif tinggi.
Angkor Wat sebenarnya lebih bagus dikunjungi siang
hari setelah matahari mulai bergeser ke arah Barat dengan begitu, gambar foto
yang kita ambil dapat menyinari bangunan Angkor Wat lebih baik karena obyek
bangunan atau pengunjung dapat menghadap sinar matahari. Kebalikannya
mengunjungi Ankor Wat pada pagi hari akan mempersulit pengambilan foto karena
melawan sinar matahari yang datang dari belakang bangunan Angkor Wat.
Tapi mengunjungi Angkor Wat dibawah teriknya
matahari siang hari juga membuat perjalanan kita semakin melelahkan karena
Angkor Wat berada di area yang terbuka tanpa pepohonan.
Angkor Wat dibangun selama 30 tahun pada abad ke 12
oleh Raja Suryavarman II dengan menara utama setinggi 65 meter yang didalamnya
bertingkat 3.
Jalan masuk ke Angkor Wat merupakan jembatan
sepanjang 600 meter seolah dikelilingi laut (danau buatan) yang disebut Baray.
Jembatan penyeberangan ini diibaratkan sebagai jembatan pelangi yang
menghubungkan alam dunia dengan alam surgawi para dewa-dewi.
Danau yang mengelilingi Angkor Wat lebih kurang
panjangnya 4 kilometer kali lebar 2 kilometer dengan bentangan air sekitar 300
meter dan di dalamnya konon dihuni para buaya.
Angkor Wat awalnya merupakan candi Hindu yang
kemudian dialih-fungsikan sebagai candi Budha pada abad ke 13.
Sebenarnya bangunan fisik Angkor Wat terdiri dari 4
menara dan 1 menara utama ditengahnya dengan ukuran keseluruhan tak lebih besar
dari Borobudur, namun kompleks situs Angkor Wat sangat luas melebihi areal
Borobudur sehingga pada tahun 1992 dimasukkan dalam situs warisan dunia UNESCO.
Angkor Wat masih terlihat utuh sebagaimana masa
kejayaan bangsa Khmer dan telah beberapa kali mengalami renovasi besar.
Umumnya turis manca negara datang ke Kamboja untuk
melihat dari dekat Angkor Wat di Siem Reap yang bahkan diabadikan dalam bendera
negara Kamboja.
Kamboja sendiri sebenarnya merupakan sebuah negeri
kerajaan yang penuh pergoncangan. Secara silih berganti kalah perang dengan
Thailand dan Vietnam serta pernah dijadikan koloni Perancis yang kemudian
meraih kemerdekaan th 1953. Namun perang saudara terus berlanjut hingga th 1975
sampai akhirnya memasuki perdamaian th 1989 yang kemudian dipimpin oleh Raja
Norodom Sihanouk. Sepeninggalnya raja Norodom Sihanouk, negeri Kamboja dipimpin
oleh Raja Norodom Sihamoni dengan pemerintahan dibawah Perdana Menteri Hun Sen
dalam bentuk pemerintahan Monarki Konstitusional Demokratik.
Meskipun Kamboja masih dalam tahap modernisasi,
namun masyarakat Kamboja selalu bangga mengatakan "kami adalah bangsa yang
kaya akan budaya dengan sejarah peninggalan yang masih terpelihara secara
baik"
Siem Reap, 18 Nopember 2012
Salam,
NV
No comments:
Post a Comment