Sunday, December 2, 2012

Perjalanan ke Siem Reap Kamboja DAY 2 tgl 18 Nopember 2012



Perjalanan ke Siem Reap Kamboja DAY 2 tgl 18 Nopember 2012
 
Pagi ini aku terbangun dari tidur yang sangat lelap. Tak dinyana hari sudah menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit bersamaan dering Calling Time.

 
Dalam terang matahari aku perhatikan tanah di daerah ini berwarna merah batu bata dan lebih seperti pasir dari pada tanah liat sehingga mudah berterbangan mengakibatkan debu di jalanan.

 
Aku masih bertanya-tanya dalam hati mengapa jalanan di kota Siem Reap Kamboja cenderung lurus-lurus dan terkotak-kotak seperti jalanan di Amerika. Barangkali pula karena daratan yang cenderung datar atau memang berkat arsitektur tata-kota yang terencana baik sebagai hasil dari negeri yang tergolong muda setelah merdeka dari kungkungan penjajahan.

 
Keistimewaan kota Siem Reap adalah banyaknya pagoda atau candi sehingga dikenal pula sebagai Kota Seribu Candi.

 
Bus yang kami tumpangi singgah di sebuah tempat yang disebut Check Point atau lebih tepatnya adalah tempat pembelian Tiket Masuk area candi. Loket Tiket Masuk tsb sangat unik dimana setiap pengunjung diharuskan antri satu-persatu untuk dipotret ibarat pas foto dalam Paspor dan foto tsb kemudian dicetak menjadi satu bagian dari Tiket Masuk.

 
Pengunjung dapat membeli One Pass Ticket dengan membayar USD 20 (khusus turis asing) yang mana tiket tersebut berlaku untuk memasuki seluruh area candi yang tersebar di seantero kota Siem Reap. Tiket Masuk tsb tidak dijual di masing-masing area komplek candi. Pengunjung yang kedapatan tak memiliki tiket dapat dikenakan denda sebesar USD 100 dan tetap harus membeli tiket masuk di Check Point.

 
Berdasarkan fakta ini saja sudah dapat dihitung pendapatan kota Siem Reap dari turisme, USD 20 per kepala hanya untuk mengunjungi candi-candi yang menurut data, rata-rata areal situs candi Angkor dikunjungi 1 juta turis lokal dan manca negara setahun.

 
Luas kawasan situs candi Angkor sekitar 1.000 km persegi merupakan kota pra industri terbesar di dunia dimana berserakan candi-candi yang termahsyur yang dahulu kala dijadikan Ibu Kota Kamboja.

 
Kawasan situs candi Angkor sangat asri, rindang dan tertata rapi yang tampaknya dibebaskan dari berbagai jenis hunian. Kawasan candi selalu diberi tanda Larangan Merokok suatu hal yang patur dicontoh dalam melindungi cagar budaya.

 
Setiap kompleks candi dalam area Angkor selalu dikelilingi danau buatan yang sengaja dibuat untuk membentengi "kota" dari serangan musuh.

 
Tujuan pertama kunjungan kami adalah Candi Ta Prohm yang merupakan salah candi Budha di kompleks situs candi Angkor (Angkor sendiri bermakna Ibu Kota yakni asal usul Ibu Kota Kamboja yakni Siem Reap yang belakangan dipindahkan ke Phnom Penh).

 
Candi Ta Prohm merupakan salah satu candi di area situs Angkor Thom yang merupakan situs Budha (candi Budha biasanya ditandai dengan 4 wajah pada gapura depan). Candi ini dibangun pada jaman Jayavarman VII (Jaya artinya Menang dan Varma artinya Proteksi atau Perlindungan).

 
Sangat disayangkan sebagian besar candi Ta Prohm ini banyak yang rusak atau hilang konon dijarah para penjajah dahulu kala, khususnya Perancis.

 
Area candi Ta Prohm luasnya sekitar 650.000 meter persegi yang terdiri dari beberapa bangunan candi mendatar.

 
Candi Ta Prohm dibangun dengan banyak sekali lorong-lorong simetris seperti jaring laba-laba sehingga mudah membuat pengunjung tersesat di dalamnya.

 
Keunikan lain, Candi Ta Prohm sudah menjadi satu kesatuan dengan pepohonan besar dan hutan alam yang menyelimuti area candi. Banyak akar-akar besar dari pohon kuno yang meliliti bangunan candi sehingga menjadikan candi Ta Prohm tampil sangat eksotis menjadi pusat buruan para Photographer.

 
Selain itu, ukiran relief di Candi Ta Prohm sangat hidup dan naturalis sehingga dipergunakan sebagai pusat pengambilan film oleh Angelina Jolie pemeran Lara Croft dalam film laga terkenal the Tomb Raider.

 
Kami meninggalkan Candi Ta Prohm menuju Angkor Wat yang letaknya justru lebih dekat ke arah kota Siem Reap.

 
Cuaca di Siem Reap sebagaimana daerah tropis lainnya, panas dan hujan silih berganti dengan kelembaban yang relatif tinggi.

 
Angkor Wat sebenarnya lebih bagus dikunjungi siang hari setelah matahari mulai bergeser ke arah Barat dengan begitu, gambar foto yang kita ambil dapat menyinari bangunan Angkor Wat lebih baik karena obyek bangunan atau pengunjung dapat menghadap sinar matahari. Kebalikannya mengunjungi Ankor Wat pada pagi hari akan mempersulit pengambilan foto karena melawan sinar matahari yang datang dari belakang bangunan Angkor Wat.

 
Tapi mengunjungi Angkor Wat dibawah teriknya matahari siang hari juga membuat perjalanan kita semakin melelahkan karena Angkor Wat berada di area yang terbuka tanpa pepohonan.

 
Angkor Wat dibangun selama 30 tahun pada abad ke 12 oleh Raja Suryavarman II dengan menara utama setinggi 65 meter yang didalamnya bertingkat 3.

 
Jalan masuk ke Angkor Wat merupakan jembatan sepanjang 600 meter seolah dikelilingi laut (danau buatan) yang disebut Baray. Jembatan penyeberangan ini diibaratkan sebagai jembatan pelangi yang menghubungkan alam dunia dengan alam surgawi para dewa-dewi.

 
Danau yang mengelilingi Angkor Wat lebih kurang panjangnya 4 kilometer kali lebar 2 kilometer dengan bentangan air sekitar 300 meter dan di dalamnya konon dihuni para buaya.

 
Angkor Wat awalnya merupakan candi Hindu yang kemudian dialih-fungsikan sebagai candi Budha pada abad ke 13.

 
Sebenarnya bangunan fisik Angkor Wat terdiri dari 4 menara dan 1 menara utama ditengahnya dengan ukuran keseluruhan tak lebih besar dari Borobudur, namun kompleks situs Angkor Wat sangat luas melebihi areal Borobudur sehingga pada tahun 1992 dimasukkan dalam situs warisan dunia UNESCO.

 
Angkor Wat masih terlihat utuh sebagaimana masa kejayaan bangsa Khmer dan telah beberapa kali mengalami renovasi besar.

 
Umumnya turis manca negara datang ke Kamboja untuk melihat dari dekat Angkor Wat di Siem Reap yang bahkan diabadikan dalam bendera negara Kamboja.

 
Kamboja sendiri sebenarnya merupakan sebuah negeri kerajaan yang penuh pergoncangan. Secara silih berganti kalah perang dengan Thailand dan Vietnam serta pernah dijadikan koloni Perancis yang kemudian meraih kemerdekaan th 1953. Namun perang saudara terus berlanjut hingga th 1975 sampai akhirnya memasuki perdamaian th 1989 yang kemudian dipimpin oleh Raja Norodom Sihanouk. Sepeninggalnya raja Norodom Sihanouk, negeri Kamboja dipimpin oleh Raja Norodom Sihamoni dengan pemerintahan dibawah Perdana Menteri Hun Sen dalam bentuk pemerintahan Monarki Konstitusional Demokratik.

 
Meskipun Kamboja masih dalam tahap modernisasi, namun masyarakat Kamboja selalu bangga mengatakan "kami adalah bangsa yang kaya akan budaya dengan sejarah peninggalan yang masih terpelihara secara baik"

 
Siem Reap, 18 Nopember 2012
Salam,
NV

 

No comments:

Post a Comment