Tuesday, March 6, 2012

Perjalanan ke Brussels Bagian 5


Artikel ini ditulis secara berserial sekitar akhir bulan Juni sd awal bulan Juli 2009 tentang sebuah perjalanan dalam rangka mengeluarkan GA dan Indonesia dari daftar “Blacklist Penerbangan Uni Eropa”

Perjalanan ke Brussels Bagian 5

Pagi ini, semua anggota delegasi RI berkumpul di kantor KBRI Belgia untuk melakukan konsolidasi.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dubes Belgia untuk dilakukan pengaturan lebih rinci urutan presentasi, opening speech, closing speech. Siapa harus menyampaikan apa, kapan dan bagaimana bahkan sampai urutan tempat duduk.
Kegiatan konsolidasi berlanjut dengan makan siang bersama dan bersiap-siap menuju lokasi Sidang European Commission Air Safety Committee (ECASC).

Jadual pertemuan jam 15:00 waktu setempat yang bertempat di gedung Albert Dorchette lantai 2 ruang B jalan Rue Fortrese Brussels, salah satu gedung Komisi Uni Eropa.


Sebagaimana biasa, pemeriksaan sekuriti sangat ketat bagi pengunjung yang mendatangi gedung perkantoran Uni Eropa tak ubahnya memasuki bandara Internasional. Paspor ditahan dan dicocokkan satu-persatu dengan daftar tamu yang sudah ada di Markas UE.


Sayangnya aku tak bisa menceritakan detil mengenai jalannya pertemuan kali ini (maaf, ini rahasia petugas he he he).


Perwakilan delegasi UE cukup lengkap, masing-masing diwakili 2 personil dari 27 anggota negara UE plus perangkat organisasi Air Safety Committee yang biasanya sekitar 10 orang.

Suasana pertemuan cukup kondusif, Ketua Sidang beberapa kali memberikan komentar dan pernyataan positip tentang delegasi Indonesia dan semua pertanyaan yang diajukan juga dijawab tuntas.

Sidang kali ini tak seperti biasanya, semua serba cepat dan lancer dengan suasana saling menghormati antara semua pihak.

Pada intinya pertemuan berjalan kondusif dan menyenangkan yang barangkali ini semua terjadi berkat doa restu semua masyarakat (yang mengetahui proses ini) di tanah air, khususnya para anggota millis dimana tempat aku berbagi informasi.

Sidang ECASC dimulai 30 Juni s/d 2 Juli 2009 yang untuk selanjutnya akan dilaporkan ECASC tgl 2 Juli ke Kepala Komisi, lalu disahkan oleh Parlemen UE yang biasanya memerlukan waktu sekitar 10 hari lagi. Jadi kemungkinan besar hasil sidang kali ini akan dipublikasikan pada sekitar tgl 12 Juli 2009 berupa EC Journal atau EC Regulations yang bersifat "binding regulations" sebagai kesepakatan yang akan dijadikan dasar kebijakan bagi seluruh anggota negara UE.

Aku merasakan kesan yang sangat kuat bahwa pertemuan kali ini bernuansa "everyone happy" baik bagi anggota UE maupun delegasi Indonesia.

Sungguhpun demikian, sebagaimana seringkali aku sampaikan, kita semua hanya dapat berusaha dan bertanggung jawab atas semua proses kerja sebik-baiknya, sedangkan menyangkut hasil akhir tergantung maka kita serahkan kepada “kersane” Gusti Allah.

Pusat kota Brussels "Grand Place" sebenarnya cukup romantis, banyak cafe-cafe untuk sekedar nongkrong sambil ngobrol bersama sahabat. Apalagi pusat kota semakin semarak pada musim panas karena matahari baru terbenam jam setengah sebelas malam.

Salah satu obyek turis yang paling sering dikunjungi pelancong manca negara adalah patung anak kecil yang berdiri sedang "pipis" yang dikenal sebagai "Maneken Pis". Konon legenda, ada anak kecil putra raja Belgi yang menhilang dari istana karena ternyata aanak kecil ini sedang sibuk memadamkan kebakaran di pusat kota. Ia berlari kesana-kemari mengitari kota untuk memadamkan api menyelamtakann pusat kota Brussels dengan "pipisnya". Tempat anak kecil tsb kemudian diabadikan dengan sebuah patung anak kecil Maneken Pis.

Sedikit keluar ke pinggiran kota Brussels, ada daerah Waterloo sebuah padang savana yang bersejarah dimana Napoleon dan pasukannya kalah berperang. Waterloo yang bersejarah ini masih dipelihara secara baik dan menjadi salah satu obyek wisata.

Wisata kuliner selain Moules (kerang), kota Brussels juga menyajikan aneka jenis makanan. Antara lain, Wafle yang disajikan panas dicampur ice cream sebagai toping, ada pula Frites atau di Belanda disebut Petate atau kentang goreng yang umummnya disajikan dengan Mayonaise, beberapa kedai menjual Sate Buah Starwberry dan potongan Pisang yang dilumuri coklat cair yang panas.
Berbagai pertunjukan seni musik berbagai aliran juga menjamur di cafe-cafe seputar Grand Place.
Barangkali Brussels juga menjadi kota yang cukup romantis di daratan Eropa selain Paris.

Besok pagi, anggota delegasi Indonesia mulai berpisah. Sebagian tetap tinggal di Brussels, sebagian langsung pulang ke Indonesia dan sebagian lagi menuju ke Paris untuk menghadiri pertemuan lainnya.
Aku sendiri menuju ke Amsterdam untuk bertemu dengan Kepala unit Keselamatan Penerbangan KLM Royal Dutch Airline.

Aku akhiri cerita ini sementara jam menunjukkan pukul 23:45 (atau menjelang pukul 5 pagi WIB)

Brussels, 1 Juli 2009

Novianto Herupratomo

Powered by Telkomsel BlackBerry®



No comments:

Post a Comment