Artikel ini ditulis secara berserial sekitar akhir bulan
Juni sd awal bulan Juli 2009 tentang sebuah perjalanan dalam rangka
mengeluarkan GA dan Indonesia dari daftar “Blacklist Penerbangan Uni Eropa”
Perjalanan ke
Brussels Bagian ke 3
Berjalan-jalan di
daerah Grand Place pada musim
panas di Eropa serasa suhu udara di Sawangan, panas “nylekit” sangat tak nyaman bagi pendatang seperti
kita dari benua Asia. Sementara penduduk lokal sangat senang menikmati musim panas
sehingga daerah Grand Place dipenuhi para pejalan kaki.
Aku cukup mengenakan T-Shirt serasa di Blok M Jakarta Selatan.
Aku cukup mengenakan T-Shirt serasa di Blok M Jakarta Selatan.
Salah satu keistimewaan pusat kota Grand Place atau Grand Markt seperti “alun-alun” kota yang bangunan-bangunan model katedhral.
Banyak pelancong duduk-duduk santai menikmati kopi atau bir dengan mencicipi wafel terkenal ala Belgia.
Sepanjang gang-gang yang sempit banyak seklai cafe-cafe yang menyuguhkan menu "kerang" meskipun Belgia ini tak ada daerah laut. Selain kerang juga disajikan escargot atau "bekicot".
Negara Belgia juga terkenal sebagai produsen bir di Eropa. Bir produksi Belgia jenisnya bermacam-macam dan unik; ada bir putih, bir standar, bir kuat (strong) dan bir ekstra kuat (semakin banyak kadar alkoholnya).
Salah satu cafe yang paling favorit untuk menikmati kerang adalah Chez Leon yang berdiri sejak 1893, silakan hubungi;
www.chezleon.be
Aku memesan moules (kerang) polos yang disajikan dalam ember dan moules with butter herbs souce.
Oh ya, bahasa yang dipergunakan di Belgia ini campuran Perancis, Belanda pinggiran dan sedikit bahasa Inggris.
Brussels dijadikan ibu kota pemerintahan Uni Eropa sehingga banyak gedung-gedung perkantoran dari berbagai bagian organisasi Uni Eropa. Begitu pula, tentunya banyak mobil-mobil plat nomor diplomat berseliweran di seantero kota Brussles yang mewakili negara anggota UE masing-masing.
Jadi memang kemungkinan besar salah satu pendorong perputaran ekonomi Belgia dari aktifitas pemerintahan Uni Eropa di sini.
Selain itu, banyak toko-toko produsen coklat Belgia di Brussels, contohnya bisa dilihat di sepanjang Galerie de la Reine semuanya memproduksi berbagai produk olahan coklat home made mereka masing-masing. Coklat "praline" yang terkenal lembut di lidah memang berasal dari produksi Belgia.
Saat ini menjelang magrib jam 18:30 namun matahari masih terang-benderang serasa tengah hari.
Aku mau bersiap menghadiri undangan makan malam di KBRI Belgia, . . . . .
Brussels, 30 Juni 2009
Novianto Herupratomo
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment