Artikel ini ditulis secara berserial sekitar akhir bulan Juni sd awal bulan Juli 2009 tentang sebuah perjalanan dalam rangka mengeluarkan GA dan Indonesia dari daftar “Blacklist Penerbangan Uni Eropa”
"Tiada tempat yang lebih indah selain rumah sendiri" itu tulisan yang sengaja aku tuliskan dalam satu hiasan yang aku pajang di dinding rumahku semata-mata untuk mengingatkan bahwa “rumah” adalah tempat kita berlabuh yang paling sakral. Orang asing menyebutnya "home sweet home".
Tak peduli itu rumah besar atau kecil, mewah atau sederhana, “rumah” selalu adalah “rumah” bagi kita. It's a home . . . .
Akhirnya aku memasuki rumahku sendiri setelah menempuh perjalanan panjang dan dengan tugas yang menegangkan, always nice to be back home.
Berikut ini beberapa komentar rekan-rekan:
Mbak Lisa menulis:
"WELCOME BACK IN INDONESIA MAS NOVAN....... ."Met istirahat... bobo o sing wueeenaakkk. ....mumpung weekend...iso mbangkong.
Terima kasih laporan-laporan yang telah diberikan. Mesio gak ola opo-opo, gak melu sibuk tapi aku melu seneng entuk laporan soko sampeyan"
Terima kasih laporan-laporan yang telah diberikan. Mesio gak ola opo-opo, gak melu sibuk tapi aku melu seneng entuk laporan soko sampeyan"
Mas Juri (almarhun, Red) menulis:
"terima kasih atas ceritera perjalanane. Rupanya mas Novan punya bakat pen-dongeng; kalau ceritera meng-asyik-kan bagi pembacanya."
Mbak Ninik menulis:
"Alhamdulilah, selesailah sudah perjalanan njenengan yg bersejarah & membanggakan, sy mengikuti episode demi episode sambil geleng2 kepala, u r great mas novan, crt ini akan sangat menarik untuk dicrtkan ke anak cucu kelak, selamat jalan & take care nggih... sampe ktm di jkt
Salam,
Ninik"
Salam,
Ninik"
Mas Gus Nug menulis;
"Aku ngikuti tulisan perjalanan Brussel dadi bangga sekaligus trenyuh. Bangga mergo sampyan gak ganti kulit tetep ireng meles ! kamsudku ireng-e wong jowo sing sinam.
Trenyuh-e.., wong sing koyok sampyan ngono nang Indonesia iku sak jane ono piro se ..?
Kok tego-2 ne mereka itu "ngroyok" sampeyan ? Lha nek sampyan siji-sijine wong nang Indonesia, lha lak dadi barang langka ker ...?"
Trenyuh-e.., wong sing koyok sampyan ngono nang Indonesia iku sak jane ono piro se ..?
Kok tego-2 ne mereka itu "ngroyok" sampeyan ? Lha nek sampyan siji-sijine wong nang Indonesia, lha lak dadi barang langka ker ...?"
Beberapa komentar lain tak aku kutip di sini karena terlalu banyak dan mohon maaf aku tak mampu membalasnya satu-persatu.
Sekali lagi terima kasih atas semua komentar, nasihat, dukungan moril, doa dan jadual sholat kiriman Sam Monear dari seberang laut sebelah sana.
I am home now . . . .
Sawangan, 3 Juli 2009
Novianto Herupratomo
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment