Para Pembaca yang Budiman,
Bersama ini saya teruskan sebuah email yang saya telah kirimkan ke beberapa milis pada 14 Februari 2012.
Nice to Know ONLY
Pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2012, aku masuk kantor sebagaimana biasa. Hari-hari yang sibuk dan padat agenda kegiatan membuatku lupa diri, mondar-mandir kesana-kemari berdiskusi dengan berbagai kolega.
Sekitar pukul 15:30, Sekretarisku berbisik pelan dengan wajah penuh kekhawatiran "Pak, ada telpon dari ibu, katanya penting......."
Aku segera menghentikan kegiatanku dan meraih telpon terdengar suara istri diseberang sana histeris "Pa! Pulang sekarang ..........rumah kita kemasukan orang dan safe deposit box (brankas) hilang!"
Untuk beberapa saat aku seperti hilang akal, seluruh tubuh lemas, gemetar, aku melangkah serasa melayang menuju tempat duduk di ruang kantorku dan dengan susah payah aku mencoba menyusun langkah-langkah. Sungguh sulit membayangkan kejadian seperti ini bisa terjadi dalam keluarga kami.
Atas desakan dan kebaikan rekan-rekan kantor, aku disarankan tidak mengemudikan mobil sendiri sehingga aku pulang diantar oleh salah seorang rekan.
Selama perjalanan dari kantor ke rumah yang memerlukan waktu sekitar 2 jam, aku memanjatkan doa namun pikiranku berkecamuk kesana-kemari dan sebentar-sebentar tilpon istri untuk mengingatkan ini dan itu sekaligus mencoba menghubungi beberapa kenalan yang barangkali bisa membantu menghadapi situasi ini...........
Sesaat sebelum meninggalkan kantor aku sempat melaporkan kejadian ini kepada Kepala Keamanan perusahaan, setidaknya aku mengharapkan pengamanan sekaligus mengaktifkan semua jaringan reserse yang beliau kenal.
Sekitar menjelang magrib, aku sampai di rumah dan banyak orang bergerombol di depan rumah, ada Polisi berseragam, beberapa satuan serse Polsek Sawangan, para tetangga, seorang sahabat yang aku tilpon selama perjalanan pulang, dan saudara. Aku temui keluargaku, aku peluk istri yang matanya masih sembab menangis dan sangat pucat. Wajah anakku (perempuan) masih kebingungan. Sementara itu, aku perkenalkan diri kepada satuan serse yang sibuk mencatat dan mengambil gambar di TKP.
Perasaanku campur-aduk antara gemetar, lemas, muak dan marah namun aku paksakan untuk melihat kondisi brankas yang hilang.......semuanya berantakan, banyak barang berserakan di kamar dan brankas yang tersembunyi di dalam lemari tertutup telah kosong lenyap!
Dalam hati aku langsung menyimpulkan "ini pekerjaan seorang atau sekelompok orang yang sangat ahli mengenai brankas".
Sedikit aku ceritakan mengenai brankas ini..........
Brankas tersebut merk SentrySafe 90065 Model No MS5635 Serial No AW537757 yang dibeli dari toko ACE Hardware Pondok Indah Mall pada tanggal 20 September 2008. Brankas tsb berukuran sekitar 60 cm tinggi, 50 cm lebar dan 50 cm tebal dengan berat kosong sekitar 70 kg yang dilengkapi dengan rak penyimpanan dan mempergunakan kunci digital.
Brankas tsb dipasang oleh tukang furniture yang membangun furniture lemari wall unit (built in) ketika kami merenovasi rumah tahun 2008. Brankas tsb diletakkan dalam lemari tertutup bagian pojok bawah wall unit dan didalamnya diikat oleh 2 sekrup sepanjang 10 cm ke dasar wall unit furniture yang terbuat dari bahan kayu. Lemari wall unit tsb terletak di kamar tidur tamu yang jika pintu kamar tsb dibuka maka lemari wall unit yang berisi brankas tsb akan tertutupi oleh daun pintu kamar.
Hanya aku dan istri yang mengetahui digital password untuk membuka brankas tsb yang di dalamnya tersimpan semua dokumen penting dan beberapa perhiasan.
Sekitar 3 bulan yang lalu Oktober 2011(?), brankas mengalami kemacetan sehingga pintunya tak dapat dibuka meskipun batere telah diganti dan digital password yang dimasukkan benar. Sehingga kami meminta bantuan service dari SentrySafe untuk melakukan service. Petugas resmi dari SentrySafe datang dan mengganti salah satu chip pada modul digital password sekaligus memberikan saran agar brankas dibuka secara berkala setiap minggu untuk menghindari kuncinya mengalami kemacetan mekanisme didalamnya.
Jadi selain keluarga yang mengetahui keberadaan brankas tsb adalah tukang furniture, mandor bangunan renovasi yang orangnya kami kenal, kemungkinan tukang kebun kami yang kerja pulang hari yang juga kami kenal dan tukang service dari SentrySafe yang diutus datang oleh perusahaan SentrySafe.
Kami tinggal di sebuah kompleks perumahan karyawan ARCO daerah Sawangan yang secara terbuka berbatasan dengan perkampungan warga setempat dan bertahun-tahun kami tak memiliki pembantu, saat ini satu-satunya pembantu tidak menginap adalah tukang kebun yang kami kenal. Meskipun rumah-rumah di Kompleks ARCO ini saling berdampingan namun suasananya cukup senyap karena masing-masing berhalaman sangat luas, rata-rata minimal berukuran di atas 800 meter persegi. Rumah kami ada di pojok jalan yang membelakangi sebuah sekolah SD yang sehari-hari lumayan ramai sejak pagi sampai sekitar tengah hari. Secara umum kami hanya tinggal berempat di rumah, aku, istri, anak dan seorang anak asuh kawan sekolah anakku.
Kamis siang itu, istri meninggalkan rumah untuk belanja di sebuah toko swalayan tak seberapa jauh dari rumah kami. Menurut keterangan, sekitar pukul 14:00 ia kembali ke rumah mendapati hal yang agak ganjil. Kedua grendel pintu pagar dalam posisi terangkat dari dasar lantai sehingga kedua pintu gerbang dapat bergerak sedikit untuk membuka dan menutup, namun pintu gerbang masih terkunci dimana gemboknya masih dalam posisi terkunci di tempatnya. Sambil membuka gembok pintu gerbang, ia menengok pintu ruang tamu yang terdiri dari 2 buah daun pintu kayu solid telah dalam posisi terbuka. Beberapa kursi lipat yang ada di teras rumah juga dalam posisi agak berantakan, dua kursi tersebut teronggok di rerumputan halaman.
Ia mengendap perlahan memasuki rumah sambil memperhatikan suasana dalam rumah, tak ada yang aneh, semua masih pada posisinya. Ia terperanjat ketika matanya tertumpu pandang kedalam ruang tidur tamu, semuanya berantakan di lantai. Ia kuak pintu ruang tidur tamu lebih lebar sambil takut-takut, ia lihat semua daun pintu lemari wall unit dalam posisi terbuka. Ia tutup daun pintu kamar tidur tamu dari dalam dan ia kaget tak kepalang karena ia dapati brankas telah lenyap dari dalam lemari wall unit.
Istri berjalan gontai lemas dan perlahan memasuki kamar tidur anak yang terletak di seberang kamar tidur tamu. Ia jatuh pingsan tak sadarkan diri entah untuk berapa lama...........
Setelah sadar dari pingsannya beberapa saat, barangkali beberapa jam, ia berusaha menelepon ibu RT untuk meminta bantuan menghubungi Polisi terdekat. Setelah itu, ia menelepon kantorku untuk memintaku segera pulang ke rumah. Seingatku jam saat aku menerima telepon menunjukkan sekitar pukul 15:30.
Semakin malam, semakin banyak tetangga dan kolega kantor yang berdatangan ke rumah, sebagian diantaranya adalah beberapa para petinggi sekuriti dari kantor perusahaan yang berusaha membantu sebisanya.
Malam itu juga kami kembali mendatangi kantor Polsek Sawangan dengan dikawal seorang petugas polisi dan satu mobil anggota sekuriti kantor. Aku dampingi istri yang bertindak sebagai Pelapor untuk meneruskan laporannya lebih rinci sekaligus menyusun BAP bersama para petugas Polisi yang mendatangi kediaman kami TKP pada sore sebelumnya.
Kami meninggalkan Polsek Sawangan sekitar tengah malam dengan perut kosong kelaparan dan perasaan masih campur-aduk tak menentu.
Berikut ini rangkuman laporan kehilangan dan pengaduan yang dibuat di Polsek Sawangan.
Polri Daerah Metro Jaya
Sektor Sawangan
Jalan raya cinangka 35 sawangan depok tlp: 7496879
Surat Tanda Penerimaan laporan/ Pengaduan
Nomor: 55/K/II/2012/PMJ/Restro Depok/Sek Sawangan
Berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/55/K/II/2012/PMJ/Restro Depok/Sek Sawangan
Pada tanggal : 09 febuari 2012 Jam 17.00 wib
Melaporkan kejadian tentang : Pencurian dengan Pemberatan
Tempat kejadian : bojong sari kota depok
Disertai dengan surat laporan kehilangan sbb:
- 2 lembar Surat tanda laporan kehilangan/ surat-surat Nomor : B/126/II/2012/SWG
- 1 lembar SURAT TANDA LAPORAN KEHILANGAN BARANG/ SURAT-SURAT Nomor : B/127/II/2012/SWG
Sekedar catatan, surat laporan kehilangan tersebut dibuat sepanjang ingatan kami saat itu yang daftarnya sebanyak 3 halaman, tentu saja masih banyak yang belum tercatat di dalamnya karena satu-persatu ingatan kami muncul dengan berjalannya waktu setelah itu.
Surat Tanda Laporan Kehilangan itu antara lain berisi:
- Akta Kelahiran, istri dari Semarang dan aku dari Malang
- Berbagai Surat Akta Jual Beli
- Surat Tanah dan Rumah, entah dari kantor BPN mana
- Surat Tanah dan Rumah milik ibu mertua yang sengaja dititipkan kepada kami
- Rapor dan Ijazah SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi milik kami
- Surat Nikah
- BPKB Mobil (2 mobil)
- Lisensi Terbang ATPL (Air Transport Pilot License)
- Pilot Logbook
- Paspor atas nama istri dan anak
- berbagai sertifikat, SK Kepegawaian dan surat-surat penting
- Berbagai macam Polis Asuransi yang tak dapat disebut satu-persatu
- dan beberapa perhiasan
Entahlah, kami harus mulai dari mana?
Petang itu, sekembali aku dari kantor, aku langsung mengamati kerusakan pada daun pintu ruang tamu dan seisi kamar tidur tamu yang kondisinya berantakan. Entahlah, apakah para petugas polisi mengamati apa yang aku amati atau tidak, tapi aku dapat menarik kesimpulan sbb:
1. Tampaknya komplotan terdiri dari 3 atau 4 orang mempergunakan mobil Toyota Avanza warna hitam (sesuai keterangan tetangga) yang memasuki halaman rumah dengan meloncat pagar depan (bukan melalui pintu gerbang karena gembok pintu masih terkunci di tempatnya).
2. Kerusakan pada dua daun pintu kayu ruang tamu cukup minimal. Tampaknya dipergunakan alat pengungkit daun pintu untuk memberikan sedikit ruang memasukkan kawat atau tali penarik untuk membuka slot pengunci atas dan bawah, sehingga daun pintu dapat dengan mudah dibuka meskipun pintu dalam kondisi terkunci.
3. Posisi barang-barang di ruang tamu dan ruang keluarga masih rapi di tempat (kecuali satu buah kamera digital dan sebuah pisau dapur yang ada di meja hilang) dan mereka langsung menuju kamar tidur tamu dimana brankas berada. Mereka sangat tahu apa yang mereka cari dan dimana tempatnya.
4. Sebuah rak plastik warna putih yang seharusnya berada di dalam brankas ditinggalkan tergeletak di lantai kamar tidur tamu menandakan bahwa mereka telah membuka brankas melalui digital password (kecil kemungkinan membuka brankas dengan paksa).
5. Hal ini juga diperkuat dengan kondisi dalam lemari wall unit tempat brankas disembunyikan dalam kondisi sangat baik tak ada bekas kerusakan yang menandakan bahwa isi brankas dikeluarkan lalu 2 baut pengikat brankas dibuka pakai kunci pas sehingga brankas dapat ditarik keluar lemari (bukan di bongkar paksa) sehingga tak Ada kerusakan yang berarti pada dasar lantai lemari wall unit.
6. Hanya satu yang mengherankan, jika brankas telah dibuka dan isinya dapat diambil mengapa pula brankas seberat 75 kg beserta isinya dibawa pula?
7. Sesuai keterangan tetangga, kemungkinan besar mereka tergesa-gesa ngebut memacu mobilmya meninggalkan TKP sekitar pukul 13:30.
Insyallah, selama ini kami bermasyarakat menjalin silahturahmi dengan baik, rasanya kami lebih banyak membantu sesama dari pada meminta bantuan orang lain. Kami sekeluarga dirundung rasa duka yang mendalam di rumah sendiri. Cobaan ini terasa teramat berat serasa tak tertanggungkan. Air mata mengalir sepanjang hari jika mengingat peristiwa ini. Kami merasa diteror sepanjang hari dimanapun kami berada.
Hari Jumat, kami bangun tidur dengan perasaan yang sangat lelah. Suasana di rumah sungguh murung. Anakku minta ijin bolos sekolah, katanya "Mbak mau menemani ibu di rumah...". Aku juga melaporkan kejadian Kamis siang pada Atasan di kantor sambil minta ijin bolos tidak ke kantor hari Jumat namun, ada satu agenda yang tak dapat aku batalkan yakni hadir sebagai salah satu pengurus INACA dalam konferensi pers di Jakarta siang pukul 13:00 di salah satu hotel di kawasan Senayan Jakarta.
Aku juga membatalkan perjalanan dinas ke Singapore untuk hari Senin sampai Jumat minggu ini sekaligus membatalkan beberapa acara pertemuan penting di Singapore yang bersamaan dengan Singapore Air Show.
Dengan perasaan penuh galau dan rasa kembung menyerang lambung karena lupa makan, aku meninggalkan rumah menuju ke Senayan. Sepanjang jalan aku mengemudikan mobil dengan pikiran mengembara tak menentu. Aku sampai di hotel 2 jam lebih awal dan duduk menyendiri di sudut sambil melamun. Beberapa rekan media yang aku kenal menghampiriku sambil berkomentar "Pak, kok wajahnya sedih banget hari ini.......". Tampaknya memang sulit untuk bergembira menyembunyikan suasana hati yang masih tak menentu.
Acara konferensi pers berakhir sukses sekitar pukul 4 sore dan aku segera berpamitan buru-buru menuju gedung Sampoerna Strategic di kawasan Sudirman Thamrin dimana ada perusahaan asuransi multinasional yang berkantor di gedung itu. Ini usaha pertama untuk mengurus Salinan Polis Asuransi yang hilang dicuri. Suasana kantornya megah, bersih dan mewah. Aku dilayani dengan sangat ramah dan efisien, semua urusan lancar sehingga muncul optimisme diri "ternyata tak sulit mengurusnya" padahal aku tak memiliki secuilpun kertas bukti kepemilikan Polis karena semuanya lenyap bersama seluruh isi brankas.
Tapi berjibaku ditengah kepadatan lalu-lintas jam pulang kantor adalah masalah tersendiri. Rasanya tak mungkin menghindari area 3 in1 meskipun aku tahu mengemudikan Mobil sendirian, apa boleh buat. Semoga saja Polisi Lalu-Lintas berbelas kasihan padaku.
Aku memasuki garasi rumah tanpa ada yang membukakan pintu, rasanya sangat ganjil. Istriku matanya sembab bekas menangis dan tampaknya ia hanya bergolek di tempat tidur sepanjang hari ini. Aku mencoba menghibur diri dengan memindah-mindahkan saluran televisi sambil berharap wajahku muncul dari pemberitaan hasil konferensi pers siang hari. Suasana di rumah masih mencekam, pintu ruang tamu kami tak bisa lagi dibuka karena kuncinya mengalami kerusakan mekanisme internal karena dibuka paksa kemarin siang.
Ada sebuah lukisan hasil rajutan istri bergambar rumah yang asri yang kami pigura dan selalu kami gantung di dinding yang didalamnya tertulis sebuah kalimat "Tiada tempat yang lebih indah selain rumah sendiri". Rumah kami serasa jauh dari suasana indah itu. Ada perasaan kuat ini rumahnya para maling bercokol!
Pikiranku kembali mengembara............
Apa yang tak sanggup aku lakukan? Tugas sepelik apapun dari perusahaan seringkali aku sanggup lakukan. Bahkan seberat apapun tugas dari Pemerintah, seringkali aku berhasil menyelesaikannya. Tapi tidak dengan masalah pribadi, aku serasa tak berdaya hanya gara-gara rumahku dimasuki maling.
Hari Sabtu, aku ajak istri pergi keluar rumah sekedar membuang waktu dan berusaha mencari suasana baru........
Hari Minggu, kami seharian pergi ke acara reuni keluarga sambil berpura-pura tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya meskipun beberapa saudara sudah ada yang tahu tentang peristiwa hilangnya brankas di rumah kami. Tapi kami bercerita sambil berbisik dan menyampaikan simpati keprihatinan dengan pelukan penuh kekeluargaan.
Sepanjang hari Sabtu dan Minggu selama kami berada di rumah, semua isi lemari kami periksa, kertas demi kertas kami sortir untuk mencari tahu apa yang masih tersisa dan apa yang pasti hilang. Bodohnya kami dan itu penyesalan yang sangat mendalam, ada beberapa foto copy surat-surat penting, namun semua copy dan surat asli berada dalam brankas sehingga sulit sekali mencari data-data dokumen penting apa saja yang hilang dan bagaimana cara menelusurinya. Jadi acara mencari surat-surat atau kertas tulisan menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untuk saat ini. Akhirnya memang satu demi satu petunjuk bermunculan, ada bon pembelian yang masih tersimpan di laci, ada potongan surat tagihan, ada amplop beralamatkan perusahaan atau lembaga yang kami cari, demikian seterusnya.........
Hari Minggu kemarin sungguh terasa pendek, esok hari Senin waktunya kembali bekerja dan anak masuk sekolah tapi pikiran dan jiwa masih menggantung entah dimana?
Senin pagi-pagi, aku putuskan untuk meminta cuti setidaknya seminggu. Rasanya tak mungkin menyelesaikan semua dokumen yang hilang sambil bekerja di kantor. Apalagi Surat Pernyataan Kehilangan yang diterbitkan oleh Polsek Sawangan hanya berlaku untuk 14 hari. Masih samar terbayang bagaimana caranya mengurus Akta Kelahiran di Malang atau di Semarang. mana mungkin cukup 14 hari untuk mengurus semua dokumen yang hilang?
Pagi-pagi kami bermobil menuju Samsat Cinere untuk melakukan pemblokiran BPKB mobil sekaligus meminta penerbitan Salinan BPKB mobil kami. Sesampai di kantor Samsat kami diberi penjelasan tata-cara penerbitan BPKB mobil yang hilang yang prosesnya rumit, memakan waktu dan harus dilakukan di Polda Metro Jaya serta memakan biaya minimal 2 juta rupiah per mobil (kami ada 2 Mobil yang BPKBnya hilang). Perutku mendadak mules mendengar penjelasan seperti itu, apalagi membayangkan mana ada orang yang mau membeli Mobil kami kelak jika BPKBnya berupa Salinan BPKB? Mobil yang dipakai istriku adalah Mobil "baru" pertama yang kami miliki hasil mencicil selama 3 tahun pada tahun 1997 dan sampai hari ini masih setia dipakai istri. Mobil yang aku pakai juga mobil baru hasil mencicil 2 tahun pada tahun 2008. Tiba-tiba sekarang kami harus menerima fakta mobil kesayangan kami itu seperti besi rongsokan tak berharga. Aku ini salah apa harus menanggung ini semua?
Belum lagi membayangkan Surat Tanah dan Rumah kami yang hilang. Apalagi membayangkan Surat Tanah dan Rumah ibu mertua yang sengaja dititipkan ke kami oleh 7 anak ahli waris keluarga istri.............
Sesaat pikiranku kacau tapi kami meneruskan perjalanan sesuai rencana. Kami menuju gedung perkantoran megah di ujung Rasuna Said untuk mengurus Polis Asuransi yang hilang dan melanjutkan ke Gedung Irama masih dibilangan Rasuna Said untuk mengurus Salinan Polis Asuransi juga. Setidaknya ada 3 Polis Asuransi yang aku anggap sangat penting dan segera harus dibereskan, yakni Asuransi Pendidikan Anak yang sebentar lagi lulus SMA yang pasti memerlukan biaya, Asuransi Dana Pensiun (pribadi) sebagai tambahan Dana Asuransi dari perusahaan dan Asuransi Fasilitas Kesehatan khususnya untuk setelah pensiun (karena kalau masih aktif bekerja masih ditanggung penuh oleh perusahaan).
Setelah selesai dengan urusan di daerah Rasuna Said, aku memacu mobilku ke arah bandara menuju ke kantor sebentar untuk menyelesaikan beberapa urusan. Sesampai di kantor, kami berdua disambut oleh semua anak buah rekan kerja yang mengucapkan rasa keprihatinan atas musibah yang kami alami. Semuanya turut menunjukkan raut muka yang sedih dan galau melihat aku memasuki kantor bersama istri hanya mengenakan celana jean dan sepatu kasual. Aku berpamitan sekaligus menitipkan urusan kantor untuk cuti selama seminggu. Aku kuatkan kegalauan hati dengan meneguhkan tekad "kali ini urusan pribadi dan keluarga lebih penting dari urusan apapun".
Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke toko super market bangunan untuk membeli beberapa peralatan dan membeli makanan untuk dibungkus pulang sebagai makan malam. Tanpa terasa kami menyusuri jalanan selama 12 jam dan keluar masuk berbagai kantor dan instansi seharian ini...........
Aku mencoba mengendapkan semua beban pikiran dan menyantaikan tubuhku sesampainya di rumah. Hakekatnya kami memerlukan konsolidasi internal untuk menyusun kembali pikiran dan hati yang terluka. Aku mencoba santai menikmati kopi di ruang keluarga tiba-tiba istri berlari sambil menjerit serta menunjukkan wajah yang tak karuan seperti kesurupan tak jelas benar antara menangis atau tertawa.............
"Paaaa, ......ituuu.......ituuuuuuuu......itu apaaaaaaaa?" jerit istri sambil memelukku erat sekali. Aku masih bingung "Ada apa tho........" timpalku asal-asalan. Ditariknya aku ke ruang makan dan ia menunjukkan sebuah bungkusan paket di lantai.
Sebuah dus bekas kotak mie teronggok di lantai ruang makan dan ketika di buka aku langsung tahu isinya adalah dokumen kami yang dicuri!
Aku coba telusuri dulu asal usul paket itu, siapa yang menerima, jam berapa, dari mana pengirimnya, dst, setelah semua jelas barulah paket itu aku bawa ke ruang keluarga untuk kami periksa isinya.
Alhamdullillah, Gusti Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Maha Mengetahui.........semua dokumen yang dicuri dari brankas kami telah kembali lengkap bahkan termasuk anak kunci cadangan mobil.
Aku terpana kehilangan akal karena tak pernah menyangka hal semacam ini dapat terjadi tapi ini memang nyata, semua dokumen yang kami cari semuanya lengkap ada dihadapan kami.
Allahu Akbar, doa kami, kegundahan kami, doa para sahabat, doa para saudara dan doanya semua orang yang mendoakan kami telah mengembalikan semua dokumen penting yang kami sungguh butuhkan.
Aku menulis ini semua, selain untuk terapi diri berbagi informasi pada sesama juga untuk menyampaikan pesan;
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, kalian telah berhasil menebarkan teror yang demikian mencekam pada jiwa batin nurani kami.
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, aku mengakui kalian sangat ahli dan profesional dalam pencurian dengan pemberatan.
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, aku hormati kalian karena ternyata masih memiliki hati nurani kemanusiaan.
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, sekiranya kalian merampas paksa harta orang lain untuk menghidupi orang lain maka aku sarankan agar segera kembalikan barang-barang yang kalian rampas paksa karena orang seperti kami juga mempunyai tanggungan untuk menghidupi beberapa anak asuh, sanak keluarga dan warga sekitar yang hidupnya lebih susah dari kalian. Mari aku bantu kalian mencari harta halal.
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, jika kalian merampas paksa harta orang lain hanya untuk kesenangan pribadi maka terkutuklah kalian! Terkutuklah orang-orang yang memakan harta haram dari kalian!
Wahai para maling yang menjarah rumah kami, semoga taubat kalian diampuni Allah SWT dan semoga hukuman kalian diringankan karena masih memelihara hati nurani.
Jakarta, 14 Februari 2012
Salam,
NV
Perkembangan Terakhir
Meskipun seluruh dokumen penting yang hilang dicuri telah kembali bersama kami namun perkara Pencurian dengan Pemberatan sebagaimana dilaporkan ke Polsek Sawangan terus dilanjutkan dan sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
Seluruh usaha telah kami laksanakan sebaik kami bisa dalam menjaga keamanan diri maupun di rumah. Kami sadar betul, semua harta baik yang bergerak maupun harta tak bergerak ataupun orang-orang yang kita sayangi hanyalah “titipan” semata dari Allah SWT. Kami ikhlas dan ikhlaskan seikhlas-ikhlasnya sebagai takdir dan cobaan Allah SWT.
Sungguhpun demikian, kami perlu belajar lagi antara keikhlasan kehilangan sesuatu “titipan” Allah SWT dan menjaganya dengan sekuat tenaga serta pikiran agar kita dapat terhindar dari kehilangan serupa.
Akhirnya pada kesempatan yang baik ini, saya dan kami sekeluarga menyampaikan:
Dear All,
I really appreciate for your kindly sweet words to us.
As you all mentioned, we believe all those things happening to us is a"gift" from all mighty God.
In some extend, we are trying to forget and forgive the robbery although it doesn't really easy to wipe out our bad memories how the intruders entering our bedroom inside our lovely home.
On the other perspective, we should be strong keeping steps forward how to protect our family better and proactively enhance security system within our life.
I strongly believe, there always a light in the darkness. A light which helps us walking path out from the darkness. I am very sure, God helps us because we finally found it.
In this opportunity, I and we would like to thank to all of you, all mailing list members, our families, colleagues and to everyone who sent pray, sympathy, empathy, support, advices, comments whether spoken or not, in written or phone call or even more presence him/her self beside us during those difficult days.
Once again, thank you very much and wishing Allah blesses you all the best as always.
There always a light in the darkness...........
I hope we can learn from our experience.
Jakarta, 16 Februari 2012
Warm regards,
Novianto Herupratomo
Sent from my iPad
No comments:
Post a Comment